Padang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) menyarankan pemerintah daerah (pemda) untuk tetap menjaga stok berbagai macam komoditas sekitar 10 persen dari kebutuhan guna mengendalikan laju inflasi.
"Pertama, pemerintah harus bisa menjaga stok komoditas termasuk cabai sekitar 10 persen untuk mencegah inflasi," kata Kepala BI Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram di Padang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Majid mengingat masih banyak petani cabai di Provinsi Sumbar yang lebih memilih menjual hasil panennya ke provinsi tetangga seperti Provinsi Riau dengan pertimbangan selisih harga. Imbasnya, tak jarang harga cabai di Ranah Minang mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Selain mendorong pemerintah daerah menyiapkan pasokan 10 persen, BI juga menyarankan agar pemangku kepentingan menekan biaya produksi bagi petani yang selama ini harus dikeluarkan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu memperbaiki berbagai infrastruktur pendukung seperti jalan, pemberian subsidi pupuk dan lain sebagainya.
Di satu sisi Majid memahami kecenderungan petani cabai lebih memilih menjual hasil panennya ke provinsi tetangga dibandingkan menjualnya di Provinsi Sumbar. Pertimbangan selisih harga hingga ongkos produksi menjadi alasan kuat petani.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah harus bisa memastikan atau menjamin harga yang bersaing dari provinsi lain. Sebab, harus dipahami, di saat bersamaan petani juga bertindak sebagai pengusaha yakni berusaha mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar Sugeng Arianto mencatat Ranah Minang mengalami inflasi sebesar 1,52 persen secara year on year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,12.
Sugeng menyebut inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Dharmasraya sebesar 2,85 persen dengan IHK 107,00. Sementara inflasi terendah yakni di Kota Padang 1,28 persen dengan IHK 106,02.
"Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga sejumlah kelompok pengeluaran di antaranya makanan, minuman dan tembakau, pakaian dan alas kaki," ujar dia.