Mentawai (ANTARA) - Garis Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Mentawai meningkat pada tahun 2024 dipicu laju inflasi hingga berdampak langsung pada kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Eriwarman, menjelaskan bahwa garis kemiskinan tahun 2024 meningkat menjadi Rp461.088 per orang per bulan. Angka ini naik sebesar Rp39.895 dari Rp421.113 pada tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan persentase tertinggi sepanjang tahun mencapai 9,49 persen.
“Garis kemiskinan adalah angka yang mencerminkan jumlah minimal uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok makanan dan non-makanan individu. Kenaikan ini jelas dipengaruhi oleh inflasi yang cukup tinggi di wilayah kita,” ujar Eriwarman.
Kenaikan garis kemiskinan ini berkontribusi pada bertambahnya persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang naik dari 13,72 persen pada tahun 2023 menjadi 13,89 persen pada tahun 2024. Meskipun peningkatannya relatif kecil, yakni 0,17 persen, dampaknya terasa besar bagi kelompok rentan.
“Guncangan harga bahan pokok yang terjadi hampir setiap bulan membuat kelompok rentan semakin sulit bertahan. Akibatnya, banyak dari mereka yang terjerumus ke dalam kategori miskin,” tambahnya.
Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Kepulauan Mentawai tetap menjadi salah satu daerah prioritas dalam program penanganan kemiskinan ekstrem oleh pemerintah pusat.
Program ini mencakup 211 kabupaten/kota lainnya yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia, termasuk beberapa daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Eriwarman menekankan pentingnya intervensi dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun pusat, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem ini.
"Penanganan kemiskinan membutuhkan sinergi yang kuat, terutama dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan memperkuat daya beli masyarakat," tutupnya.
Dengan tantangan yang dihadapi, Kabupaten Kepulauan Mentawai diharapkan dapat mempercepat upaya pengentasan kemiskinan, sehingga masyarakat dapat hidup lebih sejahtera meskipun menghadapi tekanan ekonomi yang berat.