Melancong Empat Hari Bersama Tourism Malaysia Ke Pahang

id Tourism Malaysia,Tourism Malaysia Medan

Melancong Empat Hari Bersama Tourism Malaysia Ke Pahang

Menara 188 Kuantan, Pahang, Malaysia. (ANTARA/HO-Tourism Malaysia)

Bukittinggi (ANTARA) - Bagi seorang pewarta lokal di kota kecil Bukittinggi, mendapat undangan peliputan ke luar negeri bagai sebuah rejeki durian runtuh. Apalagi bagi saya yang tak pernah mengurus paspor, dengan kata lain, tak sekalipun pernah menjajak kaki di luar negara tercinta, Indonesia.

Kesempatan ini direstui Kepala Biro Sumatera Barat Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Irwan Arfa yang tetap menegaskan pengawalan produksi berita meski bertugas sambil liburan selama di Malaysia plus tentu saja bisikan pesanan cindera mata.

Adalah Tourism Malaysia Medan, badan resmi milik Kementerian Pariwisatanya Malaysia yang mengundang lima perwakilan media di Sumatera Barat (Sumbar) dan enam lainnya dari pihak Travel Agen wisatawan mancanegara.

Kegiatan awal Juni 2024 itu bertajuk Familiarization Trip Eksplorasi Pantai Timur Malaysia Pahang itu membawa Agensi Pelancongan (Travel Agen) Sumbar dari Ero Tour & Travel, Ghina Holidays, Kemilau Panorama Nusantara Tour and Travel, Zanzi Tour and Travel, Ermi Tour and Travel dan Diva Ikhlas Tour and Travel.

Sementara lima media yang diundang adalah LKBN ANTARA, Singgalang, Top Satu, Padang Ekspres dan Haluan.

Tujuan utama dari pelancongan ini tentu saja upaya peningkatan wisatawan dari Indonesia khususnya melalui Sumatera Barat berkunjung ke Malaysia yang kali ini dikhususkan untuk Negeri Pahang.

"Untuk 2023, Malaysia menargetkan kedatangan 16,1 juta wisatawan Internasional dengan secara khusus 2,68 juta di antaranya merupakan wisatawan asal Indonesia," kata Director Tourism Malaysia Medan dan Konsul Pelancongan Malaysia, Chan Hon Mun pada 2023 lalu saat bertemu pertama kali dengan saya di Bukittinggi.

Target itu tercapai, berdasarkan data Strategic Planning Division Tourism Malaysia, selama tahun 2023 secara keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan ke Malaysia mencapai angka 20,14 juta jiwa dengan 3,1 juta di antaranya merupakan warga Indonesia.

Chan saat itu didampingi Deputy Director Tourism Malaysia, Yusnita Yusof yang di 2024 ini menjabat sebagai Konsul Muda Pelancongan Bahagian Pelancongan

Konsulat Jeneral Malaysia. Yusnita juga yang mengutus Natasha Andriani, Pegawai Pemasaran Tourism Malaysia untuk wilayah Sumatera mengawal rombongan selama di Malaysia.

Kepentingan lainnya adalah bagaimana rombongan bisa mengambil pengetahuan baru positif untuk disampaikan ke Sumbar tentang pengelolaan wisata. Ini menjadi penting untuk terus mengejar ketertinggalan pariwisata tanah air dibanding wisata mancanegara baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) atau eksplorasi alamnya.

Pelancongan Dimulai

Kembali ke Pelancongan, ternyata hanya butuh waktu 50 menit untuk sampai ke Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang. Waktu yang jauh lebih ringkas dibanding Bukittinggi-Padang, apalagi dalam keadaan jalur transportasi macet parah yang bisa memakan waktu bahkan hingga lima, enam jam.

Sesampai di Kuala Lumpur, kami disambut Tour Guide atau pemandu wisata, Nathia Kuchipa. Perempuan keturunan India inilah yang kemudian membimbing perjalanan dan memperkenalkan seluruh potensi wisata yang berada di Pahang untuk kami ekspos.

Bahkan, Senior Tourism Malaysia Putra Jaya, Puan Mazlina Binti Ahmad ternyata ikut hadir dan menyertai rombongan dari awal kedatangan hingga nantinya melepas kami kembali ke kampung halaman.

Rombongan Fam Trip Tourism Malaysia dari Indonesia berfoto bersama di Colmar Tropicale, Berjaya Hills, Pahang.


Berjaya Hills

Pahang merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Sebagian besar wilayah negeri Pahang adalah hutan yang juga merupakan bagian dari wilayah Taman Nasional yang berada di bagian timur dengan ibukotanya Kuantan, persis di bibir pantai Laut China Selatan.

Tapi meskipun sebagian besar daerah hutan, Pemerintah Malaysia mampu menyulapnya menjadi pusat wisata modern dan terkenal ke seluruh dunia. Berjaya Hills salah satunya.

Di hari pertama di Malaysia, Selasa (2/7), dari Bandara Kuala Lumpur kami beranjak ke Berjaya Hills di Bukit Tinggi (bukan Bukittinggi Sumbar), Bentong, Pahang dengan memakan waktu sekitar dua jam perjalanan. Berjaya Hills merupakan kawasan resor di area perbukitan di ketinggian 800 meter yang didirikan sejak tahun 2000.

Kami diajak mengelilingi Colmar Tropicale, sebuah kawasan hotel dan desa budaya berhawa sejuk bertema Perancis yang terinspirasi oleh arsitektur tradisional wilayah Alsace, Perancis.

Rombongan berkesempatan mencicipi menu makan siang di Colmar Tropicale dan mengintip kamar hotel dengan masing-masing tipenya. Banyak spot menarik untuk berswafoto yang tersedia. Saat malam hari, atraksi seni ala Eropa ditampilkan di sini.

Persis di hadapan Colmar Tropicale atau biasa disebut Kampung Perancis, kami kemudian diajak ke Resor Mewah The Chateau Spa and Organic Welness Resort. Hotel bintang tujuh ini bertema kastil dengan fasilitas interior menakjubkan. Posisinya yang di tengah hutan tropis rimbun terinspirasi dari Kastil Haut Koenigsbourg abad 18 Perancis.

Betah berlama di sini dan masih banyak spot menarik yang ada seperti arena berkuda, Kampung Jepang, arena golf, Buggy Jumping, Taman Kelinci dan lainnya. Namun karena jadwal penuh yang telah tersusun oleh Tourism Malaysia, kami harus segera beranjak ke destinasi selanjutnya di Ibukota Pahang, Kuantan.

Sekitar tiga jam perjalanan, kami sampai ke Kuantan. Sebelum check in hotel, rombongan diajak makan malam di perkampungan nelayan, Medan Ikan Bakar Sri Tanjung, Tanjung Lumpur.

"Waah, makan besar nih, ikan patin ukuran besar, ikan bakar, udang kuah kuning dan olahan makanan khas kampung nelayan. Rempah Pahang memang menjadi pembeda," ungkap Asrial, wartawan dari Singgalang yang memang sudah menahan lapar.

Usai makan malam, kami diantarkan ke Hotel Grand Darul Makmur. Di sepanjang jalan terlihat suasana Kota Kuantan dengan satu bangunan menonjol, Menara 188. Sebelum membahas menara ini, sebaiknya kami beranjak ke kamar hotel dulu untuk istirahat, tidur malam.

Royal Pahang Silk Weaving Centre atau Pusat Pengembangan Tenun Pahang Diraja Sultan Haji Ahmad Shah.


Royal Pahang Silk Weaving Centre

"JOM ", teriak Nath dari dalam grup WA yang sudah digabungkan seluruh peserta rombongan. Sosok penuh semangat ini mengingatkan pentingnya disiplin waktu di seluruh kunjungan pelancongan selama di Malaysia.

Selesai makan pagi di hotel, kami menuju sebuah pusat tenun asli Pahang, Royal Pahang Silk Weaving Centre atau Pusat Pengembangan Tenun Pahang Diraja Sultan Haji Ahmad Shah.

Hanya lima belas menitan dari pusat Kota Kuantan, di tempat ini menjadi pusat kerajinan tangan kain tenun yang diolah ke banyak barang produksi seperti selendang, kemeja, gaun, tas dan lainnya.

Kerajaan Malaysia benar-benar memberikan pendampingan yang maksimal ke pengrajin kain tenun asli Pahang. Selain galeri untuk pemasaran, juga diberikan fasilitas pelatihan, riset dan peralatan khas menenun.

"Kami tidak menjamin keaslian kain tenun di luar Pahang, namun di pusat Tenun Pahang Diraja ini dipastikan orisionalnya, bahan produksi dan bagaimana kain tenun dibuat dari mesin Kek (alat tradisional) bisa disaksikan langsung di lokasi ini," kata petugas di Tenun Pahang Diraja, Encik Syafiya.

Ia mengungkap kain Tenun Pahang telah menjadi bagian dari budaya Malaysia yang digunakan terutama dalam upacara resmi dan kehormatan.

Kain Tenun Pahang masih berkerabat dengan tenunan Indonesia khususnya Bugis Makasar. Konon, pengarajin tenun dari Bugis yang berpindah ke Pahang memulai menenun di Pahang sejak tahun 1770-an.
Belajar membatik di Batik Adina, Pahang, Malaysia


Batik Adina, Tanjung Lumpur

Hanya 10 menit dari lokasi pertama, Batik Adina Tanjung Lumpur berada di pusat perkampungan warga di pinggiran Kota Kuantan.

Terpampang jelas tulisan Batik Adina dari jalan utama Kuantan, tempat ini milik warga daerah setempat yang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.

Sepintas sama dengan Tenun Diraja, Batik Adina juga memiliki galeri penjualan dan bengkel produksi yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung.

Menurut pemilik Batik Adina, Kak Ina, kerajinan batik di Malaysia sedikit berbeda dengan Indonesia. Batik Malaysia umumnya hanya bercorak flora dengan ornamen benda mati, sementara Batik Indonesia menggunakan corak flora dan fauna.

"Untuk Canting atau alat tulisnya, umumnya di Malaysia kami hanya memakai yang berujung satu. Untuk bahan dasar damar memang diimpor dari Indonesia," kata Kak Ina.

Pengunjung diberikan akses bebas memotret seluruh kegiatan produksi dan galeri penjualan, bahkan diberikan kesempatan mencoba melukis corak batik di atas kanvas atau kain produksi.

"Batik Adina mewakili seluruh pengrajin batik di Kuantan Malaysia, kami senang hati dengan kehadiran tamu Indonesia. Silahkan berkunjung kembali dan dapatkan batik asli yang kami update dengan kemajuan jaman hingga seluruh kalangan termasuk generasi muda bisa memakainya," pungkas Kak Ina.
Taman Dinosaurus di Zoo Teruntum, Pahang, Malaysia.


Dinosaur Encounter Kuantan

Usai belajar membatik, rombongan beranjak ke lokasi wisata berbeda. Kali ini kami berkunjung ke sebuah Kebun Binatang modern di Malaysia, Dinosaur Encounter Kuantan atau Zoo Teruntum.

Lokasinya berdekatan dengan pantai terkenal yang menghadap langsung ke Laut China Selatan, Teluk Cempedak. Zoo Teruntum menghadirkan visualisasi berbeda dengan kebun binatang secara umum.

Spesialisasinya adalah replika hewan purba Dinosaurus dengan ukuran yang dibuat mendekati aslinya.

Pemandu di sini mengawal kami berkeliling dengan diawali pertunjukan ala Dino yang sangat menghibur. T-Rex dimunculkan dari balik tembok diiringi suara menggelegar yang membuat pengunjung seperti benar-benar hadir di jaman purba.

Puluhan Replika Dino ditempatkan di Zoo Teruntum, mereka bagai hidup kembali. Teknologi canggih dari pembuatan detail hewan itu dilengkapi sensor yang menghadirkan audio auman dan pekikan Sang Dino plus gerakan kepalanya.

"Desainnya disesuaikan dengan referensi dari Jurassic Park termasuk gigi tajam. Hanya Dino jenis Brontosaurus yang ukurannya harus diperpendek karena terlalu tinggi beresiko rusak karena angin pantai," kata pemandu Zoo Teruntum, Encik Omar.

Zoo Teruntum terlalu bagus untuk dilewatkan jika berkunjung ke Kuantan. Jika ke sini, siapkan kamera mumpuni karena saking banyaknya spot foto unik. Sangat cocok untuk destinasi wisata keluarga.
Restoran Seri Hijrah. Di tempat ini disediakan menu kuliner terbaik khas Kuantan, Pahang, Malaysia


Restoran Seri Hijrah

"JOM, Waktunya Makan Siang !"

Kali ini Puan Mazlina yang bersemangat meneriaki kami untuk masuk ke dalam sebuah bangunan berasitektur melayu dan berkesan bangunan lama.

Ternyata di sinilah salah satu tempat makan favorit di Kuantan dengan kuliner asli Pahang, bahkan ada ruangan VVIP bagi tamu spesial tentunya di salah satu kamarnya.

Uniknya, restoran hanya akan buka dan memasak saat menerima pesanan atau disebut tempahan saja. Selain daripada itu resto ini tidak akan buka alias tutup.

Kabarnya, pejabat kelas atas dan pesohor sering makan di Restoran Seri Hijrah ini dengan satu paket hidangan untuk satu meja bisa mencapai angka 2.000 ringgit alias tujuh juta rupiah.

Tentu harga di bawahnya juga disediakan. Beruntung bagi kami yang menjadi tamu kerajaan, menu spesial dihadirkan selengkap-lengkapnya.

Ayam Masak Merah, Kerabu Kacang Botol, Udang Masak Tempoyak, Patin Tempoyak, Ikan Perkasam, Kulat Sisir, Petai Kuantan, Sambal Belacan, Sambal tempoyak dan Ulam-Ulaman.

Owner Resto Seri Hijrah, mengaku sering menerima tamu dari Indonesia, ia sendiri sedikitnya sekali satu tahun melancong ke Indonesia.

Beberapa pekerja dari Bandung ikut menjadi pegawai di Resto Seri Hijrah. Pastikan saat ke Kuantan, anda mewajibkan makan siang atau makan malam di sini. Dengan catatan, harus dipesan lebih dulu.
Berfoto bersama dengan pesohor dan seniman Melayu di Bazar Serambi Teruntum, Pahang


Bazar Serambi Teruntum

"Times To Shopping"

Yup, waktunya belanja sambil dihibur biduan Melayu khas Pahang Malaysia. Tourism Malaysia benar-benar memberikan pelayanan terbaik untuk kami.

Bazar Serambi Teruntum tidak jauh dari pusat Kota Kuantan, secara keseluruhan seluruh akses transportasi di Pahang sangatlah nyaman. Semua terlihat rapi dan menenangkan.

Bisa dibayangkan, setelah makan besar kemudian disambut penari dan biduan Melayu di pusat perbelanjaan oleh-oleh.

"Marvelous Marvelous, Saya Suka Saya Suka"

itu kata Jarjrit dan Mei Mei di serial Upin Ipin, yaa..sungguh luar biasa.

Di Bazar ini semua kerajinan tangan tradisional Pahang dijual dengan harga terbaik. Pedagangnya ramah-ramah dengan bangunan bersih dan lapang.

Kompleks Bazar Serambi Teruntum merupakan salah satu ikon pelancongan baru yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Kuantan Pahang.

Terdiri dari gerai makan dan gerai penjualan produk tradisional Negeri Pahang dan Pantai Timur.

Antaranya Sambal Hitam, Puding Raja, Madu, Produk Hasil Laut, Bahulu, Dodol, Gula Kabung, Rempah Ratus, Kraftangan, Ukiran Kayu, Lukisan, Cenderamata,Tenun Pahang, Batik, Songket, Tekstil dan Aksesori Wanita.

Selain Tari Pasambahan Made in Pahang, rombongan diajak ikut serta menari Rentak Melayu serta melantunkan dendang bersama pesohor seni di daerah itu.
Berada di ketinggian Menara 188 Kuantan dengan latar belakang pemandangan 360 derajat saat malam hari


Menara 188

Sedikit serius dan formal, kami sampai di acara puncak Tourism Malaysia dalam kegiatan Business To Business (B2B) and Networking Dinner.

Kami disambut pejabat pemerintahan setempat antaranya Exco Perpaduan Pelancongan dan Kebudayaan Pahang, Leong Yu Man, Pengurus Besar Tourism Pahang Kamaruddin Bin Ibrahim, Pengarah Tourism Wilayah Timur Mockhtaruddin Bin Dahiri, Pengurus Besar Kuantan 188 Khalisa Azman.

Paling menarik, acara digelar di sebuah menara setinggi 188 meter. Menara 188 namanya dan merupakan bangunan tertinggi kedua di Malaysia.

Akses ke Menara 188 dikemas profesional untuk seluruh pengunjung. Sekali lagi kami beruntung menjadi Tamu VIP Malaysia yang diberikan keleluasaan plus pendampingan untuk naik ke puncak menara.

Pemandangan 360 derajat terhampar luas dari atas puncaknya. Kami menikmati sebebas-bebasnya Laut China Selatan, Hutan Tropis terbesar, Sungai Kuantan dan pusat kota yang biasa disebut Distrik.

Menara 188 berdiri sebagai bukti masa lalu, masa kini, dan masa depan Kuantan. Dengan kemegahan arsitekturnya, makna sejarahnya, dan pemandangannya yang indah, Menara Kuantan 188 telah menjadi simbol pertumbuhan dan daya tarik Kuantan yang abadi, mengundang semua orang untuk merasakan keajaiban yang ada di dalam temboknya.

Wisatawan di Menara 188 bisa menikmati sensasi berjalan di atas langit dengan spot Sky Shuttle.

Singkat cerita, belumlah berkunjung ke Kuantan Pahang jika belum mengunjungi dan berada di puncak Menara 188.
Kuantan Art Street


Kuantan Art Street

Merupakan sebuah lorong atau gang yang disulap menjadi spot wisata menarik dengan lukisan mural 3D di kiri kanannya dan deretan lampu hias bersusun artistik sebagai atapnya.

Terletak tidak jauh dari Menara 188, dahulunya lorong sepanjang 500 meter itu merupakan tempat kumuh dan gelap.

Pemerintah daerah Kuantan menjadikannya menarik, pedagang aksesoris dan lainnya diberikan kesempatan berjualan di waktu tertentu.

Kami menelusuri lorong ini sambil berswafoto. Lukisan yang dibuat menggambarkan kisah masyarakat di Kuantan sekaligus identitas mereka.
Menikmati Durian Musang King di Resort Bilut Hills


Durian Musang King di Belut Hills Raub

Sebenarnya, Tur ke Kebun Durian Musang King di Raub ini bukanlah termasuk skedul perjalanan kami. Tapi inilah bonus besar yang diberikan Tourism Malaysia sekaligus referensi tambahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pahang.

Jaraknya sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kuantan. Sekali lagi, laju transportasi berjalan lancar tanpa hambatan karena akses jalan raya yang begitu memuaskan.

Belut Hills berada perbukitan Bentong yang merupakan hotel dan resort dilengkapi ruang pertemuan berada di atas bukit. Pengelola Belut Hills menjemput kami melalui transportasi mini khusus di gerbang yang berada sekitar satu kilometer dari puncak.

Seluruh area ini merupakan kebun durian terpopuler di Malaysia, Durian Musang King. Beruntungnya adalah waktu kedatangan kami merupakan musim durian berbuah.

Di sekeliling kebun durian, puluhan kamar penginapan berbagai kelas dengan struktur bangunan menarik tampak seakan meminta ditempati segera.

Pengelola Belut Hills mengajak kami makan siang terlebih dulu sebelum ke acara inti mencicipi Durian Musang King.

Saya pribadi tidak pernah memakan durian jenis ini dan sepertinya memang langka di Sumatera Barat khususnya. Akibatnya, sebagai pecinta durian, dua buah Durian Musang King habis dilahap.

Dagingnya empuk, bijinya nyaris tidak ada.

"Bila disajikan seluruh jenis durian dalam satu meja, jangan pernah makan Musang King lebih dulu. Tempatkan ia di akhir, karena jika sudah makan Musang King, anda tak akan merasakan durian jenis lainnya. Artinya, inilah raja durian, paling enak," kata Grand Manager Belut Hills.
Arena bermain Sky World Genting, Pahang


Genting Highlands

Setelah sepuasnya mengunjungi objek wisata daerah dengan kekayaan alam dan suasana etnik khas Kuantan. Perjalanan dengan suasana berbeda kami lanjutkan ke Genting Highlands.

Jika Kuantan berada di sudut timur Pahang, maka Genting Highlands berada di sebelah baratnya. Inilah objek wisata Pahang di atas puncak pegunungan yang disulap menjadi destinasi wisata lengkap dan modern.

Kami menaiki kereta gantung yang sungguh mendebarkan apalagi wisatawan perdana seperti saya. Kereta gantung memberikan perjalanan pemandangan yang indah ke puncak.

Tempat wisata terdekat yang layak untuk dieksplorasi termasuk Chin Swee Caves Temple, sebuah kuil Buddha yang indah, dan Awana Skyway.

Genting Highlands adalah paket lengkap untuk liburan yang penuh kesenangan dan tak terlupakan.

Genting Highlands Resort memiliki kompleks hiburan yang luas dengan kasino, taman bermain, pusat perbelanjaan, dan beragam pilihan tempat makan.

Prince Court Medical Centre

Setelah Pahang, kami selanjutnya beranjak ke Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur. Ada anggapan, Orang Indonesia ke Malaysia secara umum memiliki dua alasan. Pertama untuk berwisata, Kedua pastilah untuk berobat.

Alasan kedua rasanya pantas untuk dicari penyebabnya. Prince Court Medical Centre menjadi salah satu rumah sakit tujuan pengobatan selain fasilitas kesehatan terpadu modern lainnya di Malaysia.

Rasanya tidak berkunjung ke rumah sakit, rasanya hanya seperti bertandang ke sebuah hotel berbintang tanpa ada rasa dan bebauan obat-obatan khas rumah sakit.

Prince Court memiliki pilihan utama pengobatan terbaik di permasalahan tulang, sendi, otot dan ligamen atau dikenal dengan istilah Ortopedi.

Bukan hanya Ortopedi, semua permasalahan kesehatan ditangani oleh 150 dokter spesialis senior berkelas Internasional di rumah sakit. Sebut saja Anesthesiology, Oncology, Haematology, Neurology, Cancer dan lainnya.

Prince Court memiliki ruang khusus International Business Lounge. International Sales dan Marketing Manager, Anjay Prasad mengakui banyaknya pasien asal Indonesia yang datang ke rumah sakit yang berada di Jalan Kia Peng Kuala Lumpur itu.

"Dokter-dokter di sini praktek antara hari Senin hingga Sabtu dan bisa berbahasa Indonesia atau minimal Bahasa Melayu," kata Anjay.

Ia menambahkan, pasien dapat memperoleh fasilitas jemputan bandara, penitipan koper, dan Wi-Fi gratis di rumah sakit. Tersedia pula kantin yang menyediakan makanan halal, restoran, hingga kafe.

Nasyrul Quran

Setelah berpuas diri dengan seluruh kunjungan destinasi bertema hiburan, sampailah kami ke wisata religi. Lokasinya berada di Putra Jaya yang hanya berjarak 30 menit perjalanan dari Kuala Lumpur.

Nasyrul Quran merupakan Pusat Pencetakan Al-Quran kedua terbesar di dunia.

Kami diijinkan untuk melihat bagaimana proses penyalinan dan pencetakan Al-Quran dijalankan.

Selain melihat percetakan, kami juga mengunjungi galeri pameran, ruang pelatihan keterampilan, ruang pertemuan, surau, kafetaria, galeri percetakan, dan kantor administrasi dan manajemen.

Kegiatan penulisan Al Quran dengan tangan juga masih terus dilakukan hingga kini. Para ahli Khat dididik secara khusus di Akademi Penulisan Al Quran yang didirikan oleh Nasyrul Quran.

Kami juga melihat langsung Kiswah atau penutup Ka'bah yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi sebagai hadiah ke Kerajaan Malaysia.

Turut dipamerkan replika pedang para sahabat Nabi Muhammad S.A.W lengkap sesuai ukuran aslinya.

"Nasyrul Quran di bawah Yayasan Restu mencetak sejuta naskah Al-Quran setiap tahun dan 30 persennya diwakafkan untuk negara-negara Islam yang kurang berkemampuan dan mempunyai penduduk minorititas Islam," kata pemandu kami, Encik Omar.

Jika berkunjung ke Malaysia, jangan lewatkan Nasyrul Quran. Rasakan sensasi menggetarkan dari keimanan dan keislaman kita di lokasi ini.

Itulah beberapa destinasi wisata dengan beragam kelebihannya yang kami kunjungi dari Familiarization Trip Eksplorasi Pantai Timur Malaysia Pahang persembahan Tourism Malaysia Medan.

Tidak ketinggalan, foto wajib di Menara Kuala Lumpur City Centre (KLCC) alias Menara Kembar Petronas kami lakukan di hari terakhir kunjungan.

Terimakasih Puan Natasha, Puan Mazlida, Nathia dan seluruh rekan Travel Agen dan senior jurnalis yang selalu dibuat jengkel dengan seringnya waktu molor akibat telat bangunnya saya di sepanjang hotel.

"JOM JOM, Kita ulangi di waktu lainnya, Insya Allah ".

Rombongan berfoto bersama di Menara Kuala Lumpur City Centre (KLCC) alias Menara Kembar Petronas di hari terakhir kunjungan.