Padang (ANTARA) - Tepat pada tanggal 26 April 2021 yang lalu Ny Emiko Epyardi resmi dilantik sebagai Ketua TP-PKK Kabupaten Solok oleh Ketua TP-PKK Provinsi Sumatera Barat Ny Harneli Mahyeldi.
Kemudian, pada Kamis, tanggal 9 September 2021 Bupati Solok Epyardi Asda selaku Ketua Pembina TP-PKK Kabupaten Solok telah melantik pengurus TP-PKK periode 2021-2024 di ruang Solok Nan Indah.
Selain diamanahkan sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Solok, Emiko juga mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasinal Daerah (Dekranasda) Kabupaten Solok dan Ketua Forum Peningkatan Kosumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Solok untuk periode 2021-2024.
Tentunya tanggung jawab tersebut menurut Emiko merupakan suatu amanah yang sangat besar dan harus ia kerjakan, bahkan nantinya akan dipertanggung jawabkan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Untuk menjalani amanah tersebut, banyak program yang harus dilakukan dalam menunjang pergerakan pembangunan daerah, memahami tuntutan dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, sehingga mampu memberikan solusi strategis serta mewujudkan visi misi pemerintah daerah dalam membangkit batang terendam dan menjadikan Kabupaten Solok sebagai daerah terbaik di Sumbar.
Putri daerah Singkarang yang dilahirkan di Kota Padang, tanggal 23 Agutus 1968 itu bahkan sebelumnya tidak pernah menduga akan menjadi seorang istri orang nomor satu di Kabupaten Solok.
Dulu sekitar tahun 1970an, Emiko mulai menempuh pendidikan pertamanya di Singkarak hingga SMP dan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA di Jakarta. Kemudian sekitar tahun 1987 kembali lagi ke Padang melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian UNAND.
Kemudian, Emiko memutuskan menikah dengan Epyardi Asda pada tahun 1991 setelah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia mengatakan pernikahan itu berawal dari sebuah perjodohan oleh orang tua mereka.
Kendati sudah menikah dan memiliki satu orang anak, namun ia tetap menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1993. Karena bagi kedua orang tuanya, pendidikan adalah hal utama ditambah lagi waktu itu Emiko terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ayahnya hanya bekerja sebagai nelayan.
Setelah tamat kuliah, ia sempat berkeinginan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan mengikuti untuk ditempatkan di suatu pedesaan.
“Namun dulu bapak bekerja berlayar, kalau ibu ikut PNS, terpaksa harus berpisah lagi dengan bapak, sehingga ibu memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja,” kata dia.
Sebelumnya, Emiko hanya fokus sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak-anak. Bahkan tidak pernah menduga menjadi istri kepala daerah. “Namun ini tentu sudah Allah takdirkan. Ini adalah amanah dari Allah yang harus dijalankan,” kata dia.
Mengukir Prestasi
Belum lama menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Solok, Emiko berhasil menoreh prestasi.
Berdasarkan lampiran II Keputusan Ketua TP-PKK Propinsi Sumbar No. 26/kep/pkk-prop/VII/2021 tanggal 8 Juli 2021 tentang penetapan juara umum lomba juara Jambore PKK Tingkat Propinsi Sumbar yang ke XVIII tahun 2021 yang digelar di Kota Pariaman.
Sebagaimana disanmpaikan dalam pepatah bahwa usaha tidak akan pernah menghianati hasil.
Hal itu digambarkan oleh kekompakan dan kegigihan para Kader PKK Kabupaten Solok untuk meraih kemenangan dalam mengikuti jambore kader PKK berprestasi tingkat Propinsi Sumbar yang ke XVIII. Tak tanggung-tanggung TP-PKK Kabupaten Solok memperoleh tiga kategori “peringkat terbaik pertama” dalam berbagai lomba yang diadakan selama pelaksanaan jambore PKK tersebut.
Selanjutnya, pada tahun ini TP PKK Kabupaten Solok meraih juara dua besar dalam empat kategori lomba pada jambore Kader PKK berprestasi Ke-XIX tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2022.
Ada pun kategori lomba yang diraih TP PKK Kabupaten Solok diantaranya, juara dua mars dasawisma, juara dua stand UP2K PKK, juara dua merancang busana kembaran, dan Juara satu pada lomba vlog pokja IV.
Pengumuman juara lomba TP PKK tingkat Sumbar disampaikan saat penutupan kegiatan jambore kader PKK berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2022.
Prestasi lainnya yang telah diukir ialah pada Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Solok yang diketuai oleh Emiko Epyardi pada Senin, 15 Agustus 2022 juga masuk nominasi delapan besar lomba Forikan tingkat Sumatera Barat.
"Alhamdulillah, Kabupaten Solok berhasil memasuki nominasi lomba Forikan tingkat Provinsi Sumbar delapan besar," ucap dia.
Melalui Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Forikan telah memberikan bantuan berupa hasil olahan ikan tuna dan ikan bilih sebanyak 2.160 bungkus untuk 10 nagari di daerah setempat.
Selain itu, untuk meningkatkan konsumsi ikan di daerah setempat, Tim Forikan Kabupaten Solok juga telah melakukan sosialisasi gemar ikan di Sekolah Dasar (SD) dan Paud pada setiap 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
Tidak hanya itu, Forikan Kabupaten Solok juga telah melakukan pembinaan bagi kelompok milenial budi daya ikan dalam pembuatan margot untuk menekan biaya produksi dan budidaya ikan.
Masih banyak lagi prestasi yang berhasil diraih oleh putri daerah Singkarak itu melalui kerja keras dan semangat juangnya.
Semangat membangkit batang terendam
Emiko yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara itu menceritakan likaliku pengalaman pertamanya selama menjadi Ketua TP PKK Kabupaten Solok.
Demi membangun kampung halaman dan mewujudkan misi menjadikan daerah itu terbaik di Sumbar, ia rela terjun ke daerah pelosok untuk memberikan Bimtek tentang 10 program pokok PKK di masing-masing nagari.
Ia juga menyampaikan PKK bersama Dinas Kesehatan telah mencanangkan penimbangan bayi untuk balita. Penimbangan massal dengan target 100 persen penimbangan bayi dan balita. Untuk mendapatkan angka stunting yang ril. Bahkan ada beberapa kader yang langsung melakukan penimbangan ke rumah masing-masing.
Selanjutnya, meluncurkan pos gizi di setiap nagari. Masing-masing kader menerima 25 bayi dan balita yang masih dinilai kurang pertumbuhannya. Balita tersebut akan diberikan 10 hari makanan sehat dan bergizi dan dilakukan penimbangan berat badan. Setelah 10 hari nanti akan ada penambahan berat badan sebagai upaya penangangan stunting di daerah itu.
Sementara di Forikan, Emiko langsung turun ke sekolah TK dan menyosialisasikan pentingnya mengonsumsi ikan.
Selama ini yang memotivasi Emiko dalam berbuat sebagai orang nomor satu di Kabupaten Solok itu ialah setelah terjun ke lapangan baru sadar dan terus semangat bahwa ternyata banyak yang harus dibenahi dan terus semangat untuk membangun Kabupaten Solok agar tidak ada lagi daerah yang miskin dan terisolir.
Selain itu, menurut dia perempuan juga memiliki perenan yang sangat penting dalam membangun negeri. Karena perempuan menyentuh dengan hati.
Tetap mengutamakan keluarga
Menjadi ketua TP PKK Kabupaten Solok dengan segala kesibukan dan amanahnya, tidak melalaikan Emiko dalam mengutamakan keluarga. Baginya memberikan perhatian kepada suami dan anak-anak adalah tugas yang paling utama.
Agar lebih optimal dalam menjalankan amanahnya, Emiko selalu memperhatikan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan berimbang dan sehat, banyak minum air putih, serta multi vitamin, dan berolahraga.
Emiko memiliki enam orang anak yang berprestasi seperti anak pertamanya saat ini tengah menjadi anggota DPR RI di Jakarta, anak kedua di kedokteran sekarang intersip di Puskesmas Singkarak, anak ketiga mengelola Cinangkiak, anak keempat tamatan poli muda di Itali.
Selain itu, Emiko juga memiliki anak yang hafiz Quran empat juz dan saat ini masih menempuh pendidikan di Jakarta.
Ia merupakan tipe orang tua yang lebih mengutamakan keinginan anaknya sesuai bakat mereka masing-masing dan sebagai orang tua harus mengenal karakter anak masing-masing.
Pernah merasakan pahit hidup
Emiko Epyardi dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai nelayan.
Subuh sudah ke danau. Dari uang itulah dia dan adik-adiknya dapat menikmati pendidikan.
Berawal dari kepahitan hidup itulah ia terus berjuang untuk merubah hidup dengan bersekolah yang rajin, bahkan semasa sekolah sekolah ia selalu mendapatkan peringkat dan juara umum. Hingga akhirnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri.
Setelah menikah, ia juga pernah merasakan masa sulit setelah suaminya memutuskan pindah bekerja ke darat jadi pegawai swasta. Dengan gaji Rp1,2 juta tahun 1996. Anak dua hidup di Jakarta. Harus memenuhi kebutuhan anak dan keluarga, tentu memaksa mereka harus berhemat.
“Sampai-sampai, untuk sarapan pagi saja, waktu itu harus milih harga sarapan yang murah. Bahkan ada ketoprak yang lewat masih menunggu yang lebih murah. Biasanya kalau pagi harganya Rp900 dan lewat jam 10.00 WIB Rp800, maka kami menunggu yang lebih murah,” ujar dia.
Setelah melewati masa sulit itu, mereka terus berjuang untuk bangkit.
“Bapak tipe orang yang tidak mau jadi bawahan selamanya. Sehingga buka perusahaan sendiri. Hingga akhirnya di akhir tahun 1997, setelah buka usaha sendiri alhamdulillah bangkit sampai sekarang,” kata dia.
Menurut Emiko hidup adalah ujian yang harus dihadapi. Ia percaya bahwa setelah hujan akan ada pelangi. Setelah kesulitan pasti akan ada kemudahan dan kebahagiaan telah menanti.