Dinkes Solok tingkatkan kapasitas nakes dalam pelayanan kesehatan jiwa

id Dinkes Solok, tingkatkan, kapasitas nakes, dalam pelayanan, kesehatan jiwa

Dinkes Solok tingkatkan kapasitas nakes dalam pelayanan kesehatan jiwa

Dinkes Solok mengadakan orientasi skrining masalah kesehatan jiwa bagi nakes di Puskesmas Kota Solok, Sumatera Barat. (ANTARA/HO-Diskominfo Solok)

Solok (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, Sumatra Barat, meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan (nakes) di setiap puskesmas daerah setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa.

"Salah satu upaya yang dilakukan Dinkes Solok adalah mengadakan orientasi skrining masalah kesehatan jiwa bagi nakes di Puskesmas Kota Solok selama dua hari," kata Sub Koordinator Bidang PTM, Dinkes Solok Jalisnawati di Solok, Jumat.

Dia juga menyampaikan bahwa layanan kesehatan primer terutama di puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat memiliki peran penting.

“Untuk itu, kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan harus mampu menunjang demi kualitas pelayanan kesehatan terutama layanan kesehatan jiwa,” ujarnya.

Selain itu, puskesmas juga diminta untuk berperan dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa atau mental yang terpadu dengan layanan kesehatan umum.

Penyediaan layanan kesehatan jiwa dasar di puskesmas perlu ditingkatkan secara maksimal guna memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat.

Ia menyebutkan untuk Kota Solok terdapat 165 kasus orang dengan gangguan jiwa dan hanya sekitar 65 persen yang melakukan pengobatan secara rutin sehingga diperlukan tindakan teknis yang dibantu oleh keluarga untuk meningkatkan angka cakupan ODGJ yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

Di samping itu, bahwa penyediaan layanan kesehatan jiwa di puskesmas harus tetap dijalankan untuk memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat, karena terbatasnya sumber daya kesehatan terlatih jiwa merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi.

Saat ini masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat dunia. Dalam laporan terbaru tahun 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan secara global satu dari delapan orang mengalami gangguan jiwa.

Gangguan jiwa merupakan penyebab utama bertahun-tahun hidup dengan kecacatan. Bunuh diri sebagai salah satu gangguan jiwa bahkan menjadi penyebab utama kematian secara global.

"Kegiatan ini diikuti oleh 65 orang peserta yang terdiri atas tenaga kesehatan pemegang program kesehatan jiwa di Kota Solok," kata dia.