Bukittinggi (ANTARA) - Tim Disaster Victim Indentification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat bersama Tim Forensik Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi berhasil mengidentifikasi 16 korban erupsi Gunung Marapi. Total sudah 22 korban yang diterima RSAM.
Direktur RSAM, Busril menyebutkan 17 korban meninggal diterima di Selasa (05/12) setelah sebelumnya juga menerima lima korban meninggal di Senin (04/12).
“Dari 22 korban tersebut, 16 diantaranya sudah diidentifikasi, sementara 6 lainnya dalam proses identifikasi yang akan dilaksanakan hari ini,” kata Busril di Bukittinggi, Rabu.
Ia menyebutkan rincian korban meninggal dunia yang diterima dan sudah teridentifikasi. Untuk korban yang diterima di Senin (04/12) adalah sebagai berikut
1. Muhammad Adan (21) asal Pekanbaru,
2. Muhammad Teguh Amanda (19) asal Padang,
3. Nazatra Adzin Mufadhol (22) asal Pekanbaru,
4. Muhammad Alpikri (19) asal Padang,
5. Nurva Afitri (27) asal Padang Pariaman.
Korban yang diterima di Selasa (05/12) adalah.
1. Irfandi Putra (21) asal Solok,
2. M. Wilki Syahputra (21) asal Pekanbaru,
3. Aditya Prasetyo (20) asal Padang,
4. Afranda Junaidi (26) asal Padang Pariaman,
5. Yasirli Amri (20) asal Tanah Datar,
6. Divo Suhandra (26) asal Padang Pariaman,
7. Filham Alfigh Faizin (18) asal Padang,
8. Wahlul Ade Putra (19) asal Padang,
9. Riski Rahmad Hidayat (20) asal Padang,
10. Reyhani Zahra Fadli (18) asal Padang,
11. Muhammad Iqbal (23) asal Padang.
Menurut Busril, Tim DVI berhasil mencocokkan antara jasad dengan data 16 korban tersebut melalui tes sidik jari, yang dikoneksikan dengan KTP Elektronik korban.
Hampir seluruh korban erupsi Gunung Marapi yang meninggal tersebut pada umumnya mengalami luka bakar pada bagian tubuhnya, yang proses identifikasinya dilaksanakan di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
“Selain melalui sidik jari, Tim DVI Polda Sumatera Barat juga berhasil mengidentifikasi korban dengan tanda-tanda pada tubuh, dan barang-barang milik korban,” kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes), Lisda Cancer.
Bagi korban yang sidik jarinya sudah tidak bisa dipakai, identifikasinya dilaksanakan dengan metode lain, misalnya pemeriksaan gigi, tahi lalat, tato, luka, tanda lahir, bekas operasi, dan sebagainya.
Linda Cancer menerangkan, dalam proses identifikasi korban erupsi Gunung Marapi ini, pihak kepolisian menurunkan sejumlah dokter dari Polres Bukittinggi, Polres Agam, Polres Padang Panjang, Polres Tanah Datar, pihak RSAM, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, Kampus UNAND, Polda Kepulauan Riau, hingga Mabes Polri.
“Tidak ada kendala dalam proses identifikasi ini, seluruh jasad korban dapat dicocokkan, dan sebagian korban sudah ada yang diserahkan pada pihak keluarga,” pungkasnya.
Berita Terkait
Polres Agam rekayasa lalulintas sistem buka tutup jalan provinsi Lubuk Basung-Bukittinggi
Sabtu, 27 April 2024 13:00 Wib
Pemkot Bukittinggi gelar Sekolah Keluarga Angkatan V 2024
Jumat, 26 April 2024 19:38 Wib
Satu pekerja tewas di aliran sungai Kelok Hantu Bukittinggi-Padang
Kamis, 25 April 2024 17:15 Wib
DLH Bukittinggi atasi 1.722 ton sampah selama libur Lebaran
Kamis, 25 April 2024 14:43 Wib
Pemkot Bukittinggi raih Penghargaan BPJS Ketenagakerjaan
Rabu, 24 April 2024 15:40 Wib
Personel Lapas Bukittinggi terbatas, Legislator DPD RI lakukan peninjauan
Rabu, 24 April 2024 15:38 Wib
Kemendikbudristek apresiasi Pendidikan Inklusif SMP 6 Bukittinggi
Rabu, 24 April 2024 13:18 Wib
Dukung peningkatan layanan publik berbasis HAM, Semen Padang serahkan bantuan Kursi RodaMPP Bukittinggi
Selasa, 23 April 2024 21:49 Wib