Tim PkM Poltekkes edukasi kelompok rentan tentang aplikasi siaga bencana

id Poltekkes, PkM, kelompok rentan, siaga bencana

Tim PkM Poltekkes edukasi kelompok rentan tentang aplikasi siaga bencana

Foto bersama tim PkM dengan peserta usai sosialisasi Aplikasi Siaga Bencana bagi kelompok rentan. (ANTARA/HO-Tim Poltekkes)

Padang (ANTARA) - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Padang terus memberi edukasi kepada kelompok rentan tentang aplikasi siaga bencana alam mengingat kondisi daerah rawan potensi terjadi berbagai bencana.

Kegiatan kali dengan tema "Sosialisasi Aplikasi Siaga Bencana pada Ibu Hamil dan Menyusui di Kota Padang", seperti dirilis Ketua Pelaksana PkM Mardiani Bebasari, S.SiT, M.Keb di Padang, Senin.

Ia menjelaskan, pentingnya kegiatan PkM bidang ini tentu tidak terlepas dari kondisi wilayah banyaknya daerah rawan bencana di Indonesia.

Sebab dari faktor geografis Indonesia di mana terdapat pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Dampaknya, kata dia, tingkat paparan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana cukup tinggi. Begitu juga dengan Provinsi Sumatera Barat khususnya Kota Padang.

Topografi Kota Padang yang sarat dengan potensi bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, badai, abrasi pantai, gempa dan tsunami menimbulkan dampak berbeda bagi lingkungan alam dan kondisi sosial kemasyarakatan.

Hasil digitasi diketahui bahwa panjang garis pantai Kota Padang mencapai 68.126 kilometer, artinya warga kota yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang garis pantai tersebut rentan terhadap bahaya tsunami.

Setidaknya warga dari delapan kecamatan di Kota Padang akan merasakan implikasi langsung bencana tsunami, bila terjadi.

Salah satu kecamatan yang termasuk pada rawan bencana tersebut adalah Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.

Salah satu kelompok yang paling berisiko terhadap dampak dari suatu bencana adalah kelompok rentan.

"Kelompok rentan merupakan kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana,"katanya.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa kelompok rentan terdiri dari bayi, balita, anak-anak, ibu yang hamil, ibu menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia (lansia).

Jadi dalam kenyataannya, perempuan mempunyai kerentanan tinggi terhadap risiko bencana. Kondisi bencana sering menimbulkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, termasuk persalinan prematur, bayi berat lahir rendah serta kematian.

Justru itu, kata dia, dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan. Namun beberapa penelitian menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesiapsiagaan masyarakat yang baik.

"Banyak problem yang muncul selama ini terhadap kelompok rentan saat terjadi bencana. Misalnya dalam cara melakukan evakuasi, komunikasi tingkat keluarga dan penyaluran bantuan, dan lainnya,"ucapnya.

Karenanya berdasarkan permasalahan di atas, tim PkM ingin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tentang Sosialisasi Aplikasi Siaga Bencana Pada Ibu Hamil Dan Menyusui Di Kota Padang.

Dalam kegiatan ini melibatkan tim meliputi Helpi Nelwatri, S.SiT, M.Kes, Dr. Eravianti, S.ST, M.KM, Iin Prima Fitriah, S.SiT, M.Keb, Ns. Idrawati Bahar, M.Kep.

Jumlahnya terdapat empat orang Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang dan satu orang Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang, serta melibatkan empat orang mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Padang Poltekkes Kemenkes Padang.

Kegiatan telah dilakukan pada tahap pertama pada 31 Agustus lalu, dan tahap dua pada 30 September 2023, di Kelurahan Batipuah Panjang dan Kelurahan Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Foto bersama tim PkM dengan peserta usai sosialisasi Aplikasi Siaga Bencana bagi kelompok rentan. (ANTARA/HO-Tim Poltekkes)
Ia menyebutkan tujuan dari kegiatan PkM ini adalah memberikan pengetahuan mitigasi bencana yang dapat dilakukan ibu hamil dan menyusui di Kota Padang.

Kemudian, menyosialisasikan aplikasi siaga bencana pada ibu hamil dan menyusui di Kota Padang.

Bentuk kegiatan adalah pre test pengetahuan, penyuluhan kesehatan kesiapsiagaan bencana, sosialisasi penggunaan aplikasi Ibu Siaga Bencana, pemberian bingkisan bagi ibu hamil, nifas dan menyusui. Kemudian dilaksanakan post test 2 minggu setelah sosialisasi.***