DPRD Sumbar pelajari tata kelola Bank Sumsel

id Ali tanjung dprd Sumbar

DPRD Sumbar pelajari tata kelola Bank Sumsel

Ketua Komisi III DPRD Sumbar, Ali Tanjung (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

Padang (ANTARA) - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan studi banding ke Bank Sumatera Selatan (Sumsel) pekan lalu dalam rangka mempelajari sistem dan pengelolaan bank daerah tersebut.

"Aset Bank Sumsel Babel mencapai Rp35 triliun, sementara modal stor pemerintah daerah mencapai Rp4,4 triliun. Angka itu telah di atas rata-rata nasional," kata Ketua Komisi III DPRD Sumbar Ali Tanjung pascastudi banding melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Senin.

Kemudian, ujarnya, dividen yang diberikan Bank Sumsel Babel kepada pemda setiap tahun mencapai Rp75 miliar. Dividen yang diterima pemda ini distorkan kembali sebagai tambahan untuk penyertaan modal bank sehingga modal dan dividen pemda dapat terus meningkat.

Terkait hal-hal yang diperolehnya pascastudi banding tersebut, Ali mendorong Pemerintah Provinsi Sumbar untuk meningkatkan setoran modal ke bank daerah milik Sumbar yakni Bank Nagari.

Dengan peningkatan modal tersebut, diharapkan Bank Nagari yang merupakan BUMD akan bisa memberikan dampak positif yakni peningkatan dividen untuk kas daerah.

Sebab, sejauh ini ia melihat perbedaan antara Bank Sumsel dan kondisi di Sumbar dimana ketika diberikan dividen Rp100 miliar dari Bank Nagari, penyertaan modal diberikan kembali hanya Rp20 miliar.

"Itu harus menjadi perhatian. Alhasil jumlah aset dan saham pemprov di Bank Nagari lamban meningkat," katanya.

Ali menambahkan jika pemerintah daerah tidak meningkatkan penyertaan modal, maka sulit untuk memiliki kewenangan lebih.

Saat ini, saham Pemerintah Provinsi Sumbar di Bank Nagari hanya 32 persen. Selain terkait modal, aset dan dividen, Komisi III juga mempelajari terkait upaya Bank Sumsel Babel untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya.

Ia mengatakan manajemen Bank Sumsel Babel menganggap staf dan pegawai sebagai human capital sehingga banyak kebijakan yang berpihak pada pegawai, salah satunya ada jenis bonus yang diberikan dua kali dalam setahun.

Di sisi lain, Bank Sumsel Babel juga melakukan restrukturisasi atau re-design organisasi korporasi untuk lebih berfokus pada bisnis sebab tidak ingin berhenti mengembangkan teknologi digital yang ada. Inovasi dan akselerasi terus diterapkan untuk unggul dalam era perbankan 4.0.

"Membangun sistem IT yang agile agar mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak lain akan terus menjadi target bisnis kita,” ucapnya.

Ia menambahkan hal-hal yang dipelajari Komisi III dari Bank Sumsel Babel akan menjadi tambahan data bagi Komisi III dimana informasi yang bermanfaat dapat menjadi bahan pembahasan yang bertujuan untuk mendukung peningkatan performa dan kemajuan Bank Nagari.