Sarilamak (ANTARA) - Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakuktas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas melajukan pemeriksaan kesehatan jiwa masyarakat Tanjung Pati, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan beranjak dari kondisi sekarang ini, terlebih dengan banyaknya kasus bunuh diri yang sedang marak terjadi.
Dalam kebanyakan kasus, motifnya berbeda-beda, mulai dari tekanan untuk menjadi lebih baik, pengaruh lingkungan, dan motif lainnya, kata Mega Utami Basra, SKM.,MKM selaku dosen pembimbing dalam kegiatan pengabdian itu, seperti dirilis, Jumat.
Menurut dia, stigma terkait masalah kesehatan jiwa masih menjadi penghalang untuk mencari bantuan.
Kemudian membangun jaringan dukungan adalah investasi berharga dalam kesehatan jiwa yang berkelanjutan.
"Upaya ini butuh kerja sama yang melibatkan berbagai institusi termasuk perguruan tinggi dalam hal mengurangi kasus masalah gangguan kesehatan jiwa, salah satunya lewat sosialisasi. Sebab, tidak mudah dalam menangani masalah kesehatan jiwa,"ucapnya.
Hal inilah yang dilakukan oleh mahasiswa FKM Universitas Andalas lewat program MBKM di Puskesmas Tanjung Pati, Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota baru-baru ini.
Kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan dan skrining kesehatan jiwa yang diikuti oleh pengunjung Puskesmas Tanjung Pati.
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Melanie Pratiwi, Miftahul Jannah, Syahkila Ayurin Amalia, dan Talifha Ulayya Yusok dengan dosen pembimbing Mega Utami Basra, SKM., MKM.
Rangkaian kegiatan sosialisasi dimulai dengan pembagian poster dan leaflet, yang bertujuan agar masyarakat bisa melihat secara visual terkait kesehatan jiwa.
Selanjutnya, penyampaian materi yang membahas jenis, cara pencegahan, cara pengobatan dan masalah lainnya mengenai kesehatan jiwa.
Dijelaskan juga penyebab masalah gangguan kesehatan jiwa memiliki berbagai faktor, salah satunya buruknya manajemen emosional.
Lalu, kondisi fisik dan mental yang kurang baik dalam menghadapi masalah. Hal ini disebabkan emosi yang tidak stabil serta situasi dan kondisi yang buruk.
Selepas penyampaian materi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan.
“Masalah gangguan kesehatan jiwa yang sampai menyebabkan bunuh diri tidak semata karena lemah iman seperti stigma yang telah terbentuk, namun bisa disebabkan dari faktor medis si penderita atau pelaku bunuh diri,” jawab Melanie dan Talifha atas sebuah pertanyaan yang diajukan oleh peserta sosialisasi.
Setelah kegiatan sosialisasi, kegiatan diakhiri dengan pelaksanaan skrining kesehatan jiwa.
Blangko skrining disebar oleh anggota kelompok, dengan pengisian secara individu atau dibantu oleh mahasiswa.
Blangko skrining ini berisi bagaimana kondisi medis dan psikis peserta sosialisasi yang selanjutnya akan dievaluasi.*