Disdikbud Agam gelar FGD Museum Kelahiran Buya Hamka

id Disdikbud Agam ,Berita agam,Berita sumbar

Disdikbud Agam gelar FGD Museum Kelahiran Buya Hamka

Narasumber FGD. Dok Diskominfo Agam

Lubukbasung (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Sumatera Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema manfaat Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka dalam rangka mengimplementasikan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), Kamis (23/6).

10 jenis OPK tersebut diantaranya yaitu Tradisi Lisan, Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Seni, Bahasa, Pemikiran Rakyat, dan Olahraga Tradisional.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Agam Jupri di Lubuk Basung, Jumat, mengatakan FGD tersebut membahas secara dalam mengenai salah satu OPK yang merupakan bagian dari Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yaitu tradisi lisan.

"Diketahui bahwa Buya Hamka memiliki narasi lisan yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dituangkan dalam bentuk tulisan di setiap bukunya," katanya.

Ia mengatakan, FGD yang dilaksanakan di halaman Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka tersebut menghadirkan empat orang narasumber diantaranya Dr Amril Amir, MPd Dt Lelo Basa Dosen Pasca Sarjana FBS UNP sekaligus Ketua LKAAM Provinsi Sumatera Barat, Ketua LKAAM Kabupaten Agam H Junaidi Dt Gampo Alam Nan Hitam, dan Pamong Budaya Bidang Kesejarahan BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) Wil. III Sumatera Barat Rahmadona dan Efrianto.

Sementara peserta FGD berasal dari Perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari (DPMN) Agam, Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disparpora) Agam, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Agam, Guru Literasi, Komunitas Gerakan Cinta Agama, Adat, dan Budaya (GERCAB) LSM, Komunitas Penggiat Budaya dan anak ke-10 Buya Hamka yaitu Amir Syakib Hamka .

Sementara Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Ermiati menyampaikan bahwa sudah seharusnya kebudayaan Minangkabau yang diwariskan ini dijaga dan dipelihara salah satunya warisan Buya Hamka yang sosoknya sudah dikenal oleh dunia.

“Seperti yang kita tahu, beberapa waktu lalu Buya Hamka ini sudah difilmkan dan ditonton secara nasional sehingga sudah pantas menjadi kebanggaan kita bersama sebagai orang Minangkabau,” katanya.

Ia menyampaikan agar generasi muda dapat menjaga, memelihara, dan mempromosikan budaya Minangkabau yang sudah dihormati dan dihargai oleh dunia salah satunya melalui Museum Buya Hamka.

Ketua LKAAM Agam Junaidi Dt Gampo Alam Nan Hitam mengatakan kepada peserta yang hadir bahwa LKAAM disini memiliki tugas pokok untuk mengenalkan adat dan budaya kepada anak kemenakan, sehingga dipahami.

“Tugas selanjutnya kita pelihara museum yang ada di daerah Agam, kita lestarikan dan tingkatkan kapasitasnya secara bersama-sama," katanya.

Museum merupakan media pelestarian kebudayaan di tengah masyarakat. Diketahui bahwa saat ini Museum Kelahiran Buya Hamka memiliki koleksi diantaranya 118 buku, sembilan buah lukisan, sembilan buah tongkat, delapan buah pakaian, tiga biah roket ikan, tiga buah pagar lindung, tiga buah lokah ikan, dua buah kursi hanif dan lainnya.