Wagub Audy : Petani milenial jadi harapan pertanian organik Sumbar

id petani milenial,wagub sumbar,audy,pertanian organik

Wagub Audy : Petani milenial jadi harapan pertanian organik Sumbar

Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy meninjau gelar teknologi BGS dalam Penas Tani Nelayan XVI di Padang, Selasa (13/6/2023). (FOTO ANTARA/Dok Adpim Sumbar)

Padang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy menilai petani milenial bisa menjadi harapan untuk mengembangkan pertanian organik karena memiliki akses informasi yang lebih baik tentang manfaat sistem pertanian ramah lingkungan itu.

"Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendukung penuh upaya petani milenial untuk mengembangkan pertanian organik yang lebih baik dari segi kualitas maupun kesehatan produk," katanya di Padang, Selasa., saat berkunjung ke Gelar Teknologi Kelompok Tani Milenial Bukik Gompong Sejahtera (BGS) pada Penas KTNA XVI di Padang.

Ia mengatakan meskipun belum ada program resmi yang ditujukan khusus untuk petani milenial, tetapi Pemprov Sumbar telah memberikan bimbingan kepada banyak kelompok tani yang dimotori oleh anak-anak muda.

"Pemerintah memberikan berbagai macam bantuan seperti alat destilasi, unit pengolahan pupuk organik, klinik PHT, akses jalan menuju lahan pertanian, program bapak asuh, dan sebagainya," katanya.

Selain memberikan bantuan materiil, Pemprov Sumbar juga mendorong kelompok tani milenial untuk membantu membina dan mengembangkan kelompok-kelompok pertanian serupa.

"Semangat kolaborasi dan saling memberikan motivasi di antara para petani muda ini diharapkan dapat menghasilkan efek sinergis dan mempercepat perkembangan sektor pertanian organik di Sumbar," kata Audy Joinaldy.

Sekretaris BGS, Yudha menyebut hadirnya komunitas itu berawal dari gelombang kehilangan pekerjaan yang melanda para pemuda akibat pandemi COVID-19.

"Saat itu muncul inisiatif kami kelompok pemuda di Kabupaten Solok, Sumatera Barat untuk membentuk Kelompok Tani Milenial Bukik Gompong Sejahtera (BGS), dengan tekad kuat untuk mengembangkan sektor pertanian," katanya.

Ia menjelaskan terdiri dari 32 petani milenial, Kelompok Tani BGS memilih untuk berkolaborasi dalam mengolah lahan pertanian seluas 55,69 hektar di kawasan perhutanan sosial.

Mereka fokus pada komoditas pertanian seperti kopi, teh, tanaman penyegar, hortikultura, dan berbagai produk olahan pertanian organik.

Dengan semangat dan dedikasi tinggi, BGS berhasil membangun dapur organik, pabrik kompos, pabrik pupuk organik, green house, secara perlahan berhasil mewujudkan konsep pertanian organik terpadu.

Keberhasilan BGS dalam mengembangkan pertanian organik terpadu telah memberikan harapan baru bagi pertanian di Kabupaten Solok. Mereka tidak hanya menghadirkan inovasi teknologi dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi para petani milenial, demikian Yudha.