Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat mendorong lebih banyak lagi petani milenial usia 19-39 tahun melek teknologi digital guna mendukung program pemerintah menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.
"Saat ini petani milenial berusia 19-39 tahun baik yang menggunakan teknologi digital maupun tidak sebanyak 163.836 orang, dari total petani di Provinsi Sumbar 756.022 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sugeng Arianto di Padang, Jumat.
Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun menggunakan teknologi digital sebanyak 304.133 orang atau setara 40,22 persen, dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun serta menggunakan teknologi digital sebanyak 165 orang (0,02 persen).
Menurut dia, data petani milenial menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern, produktif dan berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
Ia menjelaskan, teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone hingga penggunaan kecerdasan buatan.
Petani dalam hal ini adalah usaha pertanian perorangan yang berusaha pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, Febrina Tri Susila Putri mengatakan, berdasarkan catatan instansi tersebut, 57 persen penduduk Sumbar menggantungkan hidup di sektor pertanian.
Sayangnya, dari jumlah tersebut hanya seperempat kaum milenial yang masuk ke bidang pertanian.
"Jadi, ini tantangan kita semua bagaimana mengajak kaum milenial melek dengan pertanian," ucap Febrina.
Menurut dia, jika kaum milenial tidak melek dengan pertanian maka bisa berdampak pada keberlanjutan sektor pertanian di Sumbar.
Apalagi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi Sumbar masih bertumpu pada pertanian dengan sumbangan 21,2 persen.