Padang (ANTARA) - Ekonomi sirkular adalah pendekatan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya dengan cara mengubah pola konsumsi dan produksi dari model linear (mengambil-produksi-menggunakan-buang) menjadi siklus tertutup, dimana produk dan bahan dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau diremajakan.
Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dari ekonomi sirkular di Indonesia sangat besar yakni hingga Rp638 triliun pada 2030. Selain itu, ekonomi sirkular juga mempunyai potensi membuka sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru.
Nilai ekonomi dan sosial yang sangat besar ini perlu diperhatikan dengan serius oleh semua pihak. Pembangunan ekonomi sirkular di Indonesia perlu dirumuskan dengan memerhatikan manfaatnya.
Pengurangan limbah dan pencemaran lingkungan adalah manfaat teratas. Ekonomi sirkular berfokus pada pengurangan limbah dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Dengan menerapkan model ini, Indonesia dapat mengurangi volume limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan. Ini berkontribusi pada pemulihan dan perlindungan lingkungan alam serta menjaga kualitas air, udara, dan tanah.
Manfaat Ekonomi Sirkular
Ciri dari ekonomi sirkular adalah memperpanjang umur pakai barang. Tindakan ini bentuk efisiensi sumber daya dan penghematan energi. Ekonomi sirkular mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan cara mendaur ulang bahan, dan mengurangi konsumsi bahan baku. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor sumber daya, dan menghemat energi yang diperlukan dalam produksi dan transportasi. Konsekuensinya adalah munculnya peluang bisnis sekaligus peningkatan daya saing.
Pembangunan ekonomi sirkular memberikan peluang bisnis baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Dengan menerapkan prinsip sirkularitas, perusahaan dapat menciptakan inovasi produk dan layanan yang lebih berkelanjutan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta memberikan keuntungan jangka panjang bagi sektor bisnis.
Sektor pertanian dan perikanan menjadi semakin kuat dan tangguh karena ekonomi sirkular adalah strategi keberlanjutan. Melalui ekonomi sirkular, limbah organik dari sektor ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk produksi pupuk organik atau pakan ternak.
Ini mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pakan impor, meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan secara berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak positif lainnya ialah pemberdayaan komunitas lokal karena melibatkan mereka dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan daur ulang bahan.
Ini menciptakan peluang kerja lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memperkuat ikatan sosial dalam pengelolaan sumber daya lokal. Pemberdayaan komunitas lokal juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan penurunan kesenjangan sosial.
Penurunan biaya dan efisiensi ekonomi akan dinikmati oleh para pelaku ekonomi. Prinsip ekonomi sirkular adalah mengurangi biaya produksi melalui penggunaan ulang bahan dan penghematan energi. Hal ini berpotensi mengurangi biaya operasional bagi perusahaan dan konsumen.
Selain itu, pengurangan limbah dan pencemaran lingkungan juga dapat mengurangi biaya pemulihan dan rehabilitasi lingkungan di masa depan. Dengan membangun ekonomi sirkular, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga lingkungan alam, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara holistik.
Peran transformasi digital bagi ekonomi sirkular
Transformasi digital memiliki peran kunci dalam menunjang ekonomi sirkular. Transformasi digital memungkinkan pelacakan yang akurat dan efisien terhadap produk dan bahan dalam suatu siklus sirkular. Melalui teknologi seperti Internet of Things (IoT), RFID (Radio-Frequency Identification), dan sensor, produk dapat dilacak sepanjang siklus hidupnya, mulai dari produksi, penggunaan, hingga daur ulang. Informasi ini membantu dalam mengelola sirkulasi dan memastikan bahwa produk dan bahan dapat kembali ke siklus ekonomi, bukan berakhir sebagai limbah.
Transformasi digital telah mendorong perkembangan platform berbagi dan pemasaran yang memungkinkan orang untuk berbagi dan menggunakan produk secara efisien. Platform seperti e-commerce, sharing economy, dan marketplace online memfasilitasi pertukaran produk dan jasa antara individu, meningkatkan penggunaan berbagi, penyewaan, dan memperpanjang masa pakai produk. Ketersediaan barang selalu terpantau sehingga dapat dibeli oleh konsumen. Barang-barang yang berpotensi kadaluarsa dapat dikurangi yang berarti mengurangi potensi limbah produk.
Analitik dan kecerdasan buatan mampu mengoptimalkan operasi dalam ekonomi sirkular. Data yang dikumpulkan dari pelacakan produk dan bahan dapat dianalisis untuk mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi, perbaikan desain produk, dan pengelolaan yang lebih baik. Algoritma kecerdasan buatan dapat membantu dalam mengoptimalkan proses daur ulang dan mengidentifikasi solusi yang lebih efektif untuk mengurangi limbah. Machine learning, deep learning dan lainnya adalah teknologi yang sangat membantu bagi perusahaan dalam menganalisis penggunaan sumberdaya mereka.
Transformasi digital memungkinkan pendekatan desain produk berkelanjutan yang lebih baik. Dengan menggunakan teknologi pemodelan 3D, simulasi, dan desain berbantuan komputer (Computer-Aided Design), perancang dapat menciptakan produk yang lebih tahan lama, mudah didaur ulang, dan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan. Desain berkelanjutan juga dapat diintegrasikan dengan data siklus hidup produk untuk memperoleh wawasan yang lebih baik tentang dampak lingkungan produk dari konsep hingga daur ulang.
Atmosfir kolaborasi dan jaringan dapat tercipta dengan sangat baik. Situasi ini sebagai konsekwensi keberadaan platform digital sehingga organisasi, produsen, pemasok, dan konsumen dapat terhubung dan berkolaborasi dalam menciptakan sistem ekonomi yang lebih sirkular. Kolaborasi ini dapat meliputi pertukaran informasi, pembaruan regulasi, standar bersama, dan inovasi bersama dalam mencapai tujuan ekonomi sirkular.
Penerapan teknologi berkelanjutan dalam industri minyak sawit dalam perspektif ekonomi sirkular dapat membantu mengurangi limbah, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan dalam industri tersebut. Melalui peran transformasi digital yang kuat, ekonomi sirkular dapat terwujud dengan lebih efisien dan efektif. Transformasi digital membantu dalam melacak, mengelola, dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, serta memfasilitasi kolaborasi yang diperlukan dalam membangun sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Penulis adalah Guru Besar Universitas Andalas (Unand) Rika Ampuh Hadiguna.