Solok Selatan latih koperasi tingkatkan manajemen SDM
Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat melatih pengawas, pengurus dan pengelola koperasi tingkatkan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
"Salah cara untuk mengaktifkan koperasi yaitu melalui pelatihan dan membangkitkan kembali kapasitasnya sehingga kami melaksanakan peningkatan manajemen SDM koperasi," kata Kepala Bidang Koperasi dan UKM Dumas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Solok Selatan Azizah Mutia, di Padang Aro, Senin.
Selain itu katanya, pelatihan peningkatan manajemen SDM koperasi juga menjadi wujud dari rekomendasi DPRD setempat.
Dia menjelaskan, permasalahan koperasi kebanyakan karena kredit macet atau usaha tidak jalan sehingga perlu ditingkatkan kapasitas pengurusnya.
Selain itu katanya, banyaknya koperasi tidak aktif karena dari awal pendiriannya sudah mengharapkan bantuan pemerintah.
"Kalau ingin mendirikan koperasi sebaiknya dimulai dulu dari pra koperasi dan tidak hanya mengharapkan bantuan sehingga ada kesungguhan," ujarnya.
Dia menyebutkan, di Kabupaten Solok Selatan saat ini ada 128 koperasi Primer dengan yang aktif berjumlah 69 dan tidak aktif sebanyak 59.
Banyaknya koperasi tidak aktif karena sudah tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) lebih dari tiga tahun.
Sedangkan penyebab tidak terlaksananya RAT antara lain terkait dengan kredit macet dan bantuan pemerintah yang belum terselesaikan pertanggungjawabannya serta permasalahan dan konflik internal koperasi.
"Untuk penyelesaian permasalahan Koperasi kami melakukan pendampingan, pelatihan, pelayanan konsultasi dan bantuan penyusunan laporan," ujarnya.
"Salah cara untuk mengaktifkan koperasi yaitu melalui pelatihan dan membangkitkan kembali kapasitasnya sehingga kami melaksanakan peningkatan manajemen SDM koperasi," kata Kepala Bidang Koperasi dan UKM Dumas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Solok Selatan Azizah Mutia, di Padang Aro, Senin.
Selain itu katanya, pelatihan peningkatan manajemen SDM koperasi juga menjadi wujud dari rekomendasi DPRD setempat.
Dia menjelaskan, permasalahan koperasi kebanyakan karena kredit macet atau usaha tidak jalan sehingga perlu ditingkatkan kapasitas pengurusnya.
Selain itu katanya, banyaknya koperasi tidak aktif karena dari awal pendiriannya sudah mengharapkan bantuan pemerintah.
"Kalau ingin mendirikan koperasi sebaiknya dimulai dulu dari pra koperasi dan tidak hanya mengharapkan bantuan sehingga ada kesungguhan," ujarnya.
Dia menyebutkan, di Kabupaten Solok Selatan saat ini ada 128 koperasi Primer dengan yang aktif berjumlah 69 dan tidak aktif sebanyak 59.
Banyaknya koperasi tidak aktif karena sudah tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) lebih dari tiga tahun.
Sedangkan penyebab tidak terlaksananya RAT antara lain terkait dengan kredit macet dan bantuan pemerintah yang belum terselesaikan pertanggungjawabannya serta permasalahan dan konflik internal koperasi.
"Untuk penyelesaian permasalahan Koperasi kami melakukan pendampingan, pelatihan, pelayanan konsultasi dan bantuan penyusunan laporan," ujarnya.