Ini warisan yang ditinggalkan Zainudin Amali semasa menjabat Menpora
Jakarta (ANTARA) - Puisi berjudul Kilau Mozaik di Sudut Senayan karya Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gunawan Suswantoro menggema Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis.
Lantunan bait demi bait seketika membuat membuat seisi ruangan terdiam meresapi karya yang penuh makna tersebut.
Dari kalimat yang tersusun harmonis, puisi ditujukan untuk satu sosok yakni Zainudin Amali yang hari ini secara resmi menyerahkan jabatan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt.)
Amali tak bisa menyembunyikan rasa haru dan sesekali terlihat mengusap mata yang berlinang. Terlebih hari ini tepat dia berusia 61 tahun.
Puisi Kilau Mozaik di Sudut Senayan seakan menggambarkan apa yang telah dilalui pria asal Gorontalo tersebut dalam kurun waktu 3 tahun, 4 bulan.
Tersurat kalimat, Panjang sudah jalan yang dia lewati, tak sedikit onak dan duri yang telah diterabas. Manis dan pahit pengalaman dijadikan menara, dipijak untuk melambung naik, hingga mozaik itu menempati sudut indah di Senayan.
Perjalanan Amali di Kemenpora diawali pada 20 Oktober 2019, ketika dia ditunjuk Presiden Joko Widodo melanjutkan tugas dari Plt. Hanif Dhakiri yang selama 1 bulan menjabat sementara menggantikan Imam Nahrawi yang tersandung kasus korupsi.
Secara resmi, Amali dilantik Jokowi sebagai Menpora di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 23 Oktober 2019.
Dia mengemban tugas tersebut dengan segala persoalan yang ada di Kemenpora. Amali pun mengakui bahwa terkejut karena sebelumnya tidak memiliki latar belakang di dunia olahraga.
Sindiran, cacian, makian, dan lain sebagainya mewarnai perjalanan awal Amali sebagai Menpora. Dia menyadari hal itu, namun tetap teguh mengemban amanat yang dialamatkan kepada dirinya.
Singkatnya, Amali telah melalui perjalanan sebagai Menpora selama 3 tahun, 4 bulan sebelum akhirnya mundur dan menyerahkan jabatan tersebut kembali ke pelaksana tugas bukan menteri definitif, dalam hal ini Muhadjir Effendy.
Alasan mundur karena Amali lebih memilih fokus dengan jabatan barunya sebagai Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027.
Keputusan ini menuai pro dan kontra. Namun bila merujuk pada penyataan pengamat politik Ujang Komarudin, keputusan Amali tepat secara etika dalam mengemban jabatan publik.
Mengingat dengan jabatan Menpora, ia harus mengurus semua cabang olahraga sehingga tidak etis hanya fokus mengurusi satu cabang olahraga, selain juga untuk menjaga supaya tidak terjadi konflik kepentingan.
Padahal, sebenarnya posisi sebagai Menpora dan Wakil Ketua Umum PSSI bisa berjalan bersamaan sepanjang bisa membagi waktu. Bahkan, hal ini sudah diizinkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun Amali memilih mundur sebagai Menpora.
5 program prioritas
Meski terbilang singkat, Amali dapat dikatakan sebagai sosok yang membawa perubahan di Kemenpora dengan lima program yang dicanangkan sejak awal.
Lima program prioritas tersebut yakni Perbaikan Tata Kelola, Pemberdayaan Pemuda, Penguatan Ideologi Pancasila, Pemassalan Permasyarakatan Olahraga dan Pembinaan Usia Dini, serta Peningkatan Prestasi Atlet yang Terencana dan Berkesinambungan.
Dengan kerja kerasnya melalui perbaikan tata kelola yang konsisten, Amali membukukan laporan keuangan Kemenpora tiga kali berturut-turut mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Hasil pemeriksaan terhadap belanja barang Kemenpora 2021-2022 juga dinilai bagus. Kemenpora juga mendapatkan penilaian baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN RB) terkait penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik pada 2022.
Di bidang kepemudaan, Amali menempatkan pemberdayaan pemuda sebagai program prioritas hingga 2024. Besarnya minat dan wujud wirausaha pemuda secara nasional berhasil dijalankan dengan baik. Salah satunya adalah program pengembangan wirausaha pemuda sebagai wujud meningkatkan pemuda untuk kemajuan bangsa.
Dengan terus mendorong koordinasi dan kolaborasi lintas stakeholder dalam pelayanan pengembangan pemuda baik di tingkat pusat maupun daerah, Kemenpora berhasil melahirkan Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
DBON
Dari bidang keolahragaan, banyak hal yang telah dilakukan pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962 tersebut. Setelah mendapatkan arahan Jokowi pada Peringatan Hari Olahraga Nasional ke-37 tahun 2020, Amali bergerak cepat berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan.
Kepercayaan itu mampu dijalankan dengan membangun fondasi yang kokoh untuk pembangunan keolahragaan nasional melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Amali juga berhasil melakukan perbaikan tata kelola olahraga secara masif. Dia membawa perubahan dengan melahirkan paradigma baru untuk kemajuan prestasi olahraga Indonesia.
Dari kerja keras dan sinergi dengan berbagai pihak maka lahir Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional diikuti dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Di pentas olahraga nasional, Amali mampu menggulirkan Piala Menpora di tengah pandemi COVID-19 dengan sukses, bergulirnya Liga 1 tahun 2021–2022, Piala Presiden Tahun 2022, hingga suksesnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua yang dilaksanakan 2021.
Berkat tangan dinginnya, perlahan tapi pasti, atlet Indonesia berhasil menuai sukses dalam berbagai multievent nasional dan internasional.
Dari pentas internasional, sejumlah atlet Indonesia secara membanggakan mampu mengukir prestasi di kejuaraan tingkat dunia. Termasuk juga di pentas Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 pada tahun 2021.
Yang mengejutkan, pada ajang Paralimpiade tahun 2020, kerja keras atlet disabilitas berhasil mengharumkan nama Indonesia menembus peringkat 43 dunia.
Pada SEA Games di Vietnam 2020 tahun 2021 keinginan Jokowi agar Indonesia masuk 3 besar mampu diwujudkan dengan sukses, hasilnya kontingen Indonesia berhasil mendulang 69 emas, 92 perak dan 80 perunggu.
Cerita menarik ketika SEA Games Vietnam adalah pengurangan jumlah kontingen Indonesia yang hampir setengah dari edisi sebelumnya di Filipina pada 2019. Banyak yang mengkritik keputusan tersebut karena dianggap mematahkan semangat atlet yang tidak diberangkatkan.
Dengan landasan yang jelas melalui DBON yang menempatkan SEA Games sebagai target antara, Amali memupus tanggapan miring karena di Vietnam hasilnya baik dengan menempati tiga besar perolehan medali.
Ketidaksanggupan Vietnam untuk mengelar ASEAN Paragames 2021 dan dipindahkan ke Indonesia tepatnya ke Solo tahun 2022, juga mampu dijalankan dengan sukses. Sebagai tuan rumah, Indonesia menasbihkan menjadi juara umum dengan 175 emas, 144 perak, dan 106 perunggu.
Pada masa kepemimpinan Amali sebagai Menpora, kesetaraan atlet disabilitas di Indonesia benar-benar terimplementasi.
Berbagai ajang internasional terselenggara di Tanah Air, menggambarkan dunia internasional percaya Indonesia bisa sukses menjadi tuan rumah.
Indonesia mendapat kepercayaan melaksanakan berbagai kejuaraan olahraga dunia, seperti F1 Powerboat (F1H2O) di Danau Toba yang sukses digelar pada 25-26 Februari 2023.
Tahun ini, Indonesia juga dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan Kejuaraan Dunia Bola Basket FIBA World Cup 2023.
Kisah Amali sebagai Menpora tak selamanya indah. Ada bagian-bagian yang menjadi catatan. Seperti Sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) untuk Indonesia pada 7 Oktober 2021 karena dianggap tidak patuh terhadap Test Doping Plan (TDP) tahun 2020.
Sanksi tersebut seolah menjadi pukulan telak bagi Amali karena Merah Putih tak diperbolehkan berkibar di berbagai ajang internasional dan paling menyita perhatian ketika tim pebulu tangkis putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020.
Insiden tersebut membuat geger dan tak sedikit cibiran mengalamat ke Amali sebagai Menpora. Namun dia dan pemangku kepentingan olahraga lainnya berhasil menjadikan sanksi tersebut berkurang, dari seharusnya setahun menjadi 3 bulan atau dicabut pada 2 Februari 2022.
Terlepas dari semua itu, Amali menjadi sosok penting dalam dunia olahraga Indonesia. Dengan melepas sebagai Menpora, bukan berarti Amali meninggalkan dunia olahraga. Dia tetap berkecimpung dan fokusnya kini ada di sepak bola.
Lingkupnya memang lebih kecil, namun pekerjaannya tak kalah besarnya. Terlebih pada tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola FIFA 2023.
Tantangan besar pasti ada. Dengan segala niat baik semua rintangan pasti terlewati dengan baik pula.
Seperti bait puisi Kilau Mozaik di Sudut Senayan,
Gunung akan terlihat istimewa justru bukan saat kita berada di puncaknya, melainkan saat kita memandangnya dari jauh. Dan Mozaik itu pun akan terus berkilau di mana pun dia menempatkan dirinya.
Terima kasih Amali, selamat dan sukses menjalankan tugas baru di dunia persepakbolaan Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warisan yang ditinggalkan Zainudin Amali semasa menjabat Menpora
Lantunan bait demi bait seketika membuat membuat seisi ruangan terdiam meresapi karya yang penuh makna tersebut.
Dari kalimat yang tersusun harmonis, puisi ditujukan untuk satu sosok yakni Zainudin Amali yang hari ini secara resmi menyerahkan jabatan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt.)
Amali tak bisa menyembunyikan rasa haru dan sesekali terlihat mengusap mata yang berlinang. Terlebih hari ini tepat dia berusia 61 tahun.
Puisi Kilau Mozaik di Sudut Senayan seakan menggambarkan apa yang telah dilalui pria asal Gorontalo tersebut dalam kurun waktu 3 tahun, 4 bulan.
Tersurat kalimat, Panjang sudah jalan yang dia lewati, tak sedikit onak dan duri yang telah diterabas. Manis dan pahit pengalaman dijadikan menara, dipijak untuk melambung naik, hingga mozaik itu menempati sudut indah di Senayan.
Perjalanan Amali di Kemenpora diawali pada 20 Oktober 2019, ketika dia ditunjuk Presiden Joko Widodo melanjutkan tugas dari Plt. Hanif Dhakiri yang selama 1 bulan menjabat sementara menggantikan Imam Nahrawi yang tersandung kasus korupsi.
Secara resmi, Amali dilantik Jokowi sebagai Menpora di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 23 Oktober 2019.
Dia mengemban tugas tersebut dengan segala persoalan yang ada di Kemenpora. Amali pun mengakui bahwa terkejut karena sebelumnya tidak memiliki latar belakang di dunia olahraga.
Sindiran, cacian, makian, dan lain sebagainya mewarnai perjalanan awal Amali sebagai Menpora. Dia menyadari hal itu, namun tetap teguh mengemban amanat yang dialamatkan kepada dirinya.
Singkatnya, Amali telah melalui perjalanan sebagai Menpora selama 3 tahun, 4 bulan sebelum akhirnya mundur dan menyerahkan jabatan tersebut kembali ke pelaksana tugas bukan menteri definitif, dalam hal ini Muhadjir Effendy.
Alasan mundur karena Amali lebih memilih fokus dengan jabatan barunya sebagai Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027.
Keputusan ini menuai pro dan kontra. Namun bila merujuk pada penyataan pengamat politik Ujang Komarudin, keputusan Amali tepat secara etika dalam mengemban jabatan publik.
Mengingat dengan jabatan Menpora, ia harus mengurus semua cabang olahraga sehingga tidak etis hanya fokus mengurusi satu cabang olahraga, selain juga untuk menjaga supaya tidak terjadi konflik kepentingan.
Padahal, sebenarnya posisi sebagai Menpora dan Wakil Ketua Umum PSSI bisa berjalan bersamaan sepanjang bisa membagi waktu. Bahkan, hal ini sudah diizinkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun Amali memilih mundur sebagai Menpora.
5 program prioritas
Meski terbilang singkat, Amali dapat dikatakan sebagai sosok yang membawa perubahan di Kemenpora dengan lima program yang dicanangkan sejak awal.
Lima program prioritas tersebut yakni Perbaikan Tata Kelola, Pemberdayaan Pemuda, Penguatan Ideologi Pancasila, Pemassalan Permasyarakatan Olahraga dan Pembinaan Usia Dini, serta Peningkatan Prestasi Atlet yang Terencana dan Berkesinambungan.
Dengan kerja kerasnya melalui perbaikan tata kelola yang konsisten, Amali membukukan laporan keuangan Kemenpora tiga kali berturut-turut mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Hasil pemeriksaan terhadap belanja barang Kemenpora 2021-2022 juga dinilai bagus. Kemenpora juga mendapatkan penilaian baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN RB) terkait penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik pada 2022.
Di bidang kepemudaan, Amali menempatkan pemberdayaan pemuda sebagai program prioritas hingga 2024. Besarnya minat dan wujud wirausaha pemuda secara nasional berhasil dijalankan dengan baik. Salah satunya adalah program pengembangan wirausaha pemuda sebagai wujud meningkatkan pemuda untuk kemajuan bangsa.
Dengan terus mendorong koordinasi dan kolaborasi lintas stakeholder dalam pelayanan pengembangan pemuda baik di tingkat pusat maupun daerah, Kemenpora berhasil melahirkan Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
DBON
Dari bidang keolahragaan, banyak hal yang telah dilakukan pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962 tersebut. Setelah mendapatkan arahan Jokowi pada Peringatan Hari Olahraga Nasional ke-37 tahun 2020, Amali bergerak cepat berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan.
Kepercayaan itu mampu dijalankan dengan membangun fondasi yang kokoh untuk pembangunan keolahragaan nasional melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Amali juga berhasil melakukan perbaikan tata kelola olahraga secara masif. Dia membawa perubahan dengan melahirkan paradigma baru untuk kemajuan prestasi olahraga Indonesia.
Dari kerja keras dan sinergi dengan berbagai pihak maka lahir Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional diikuti dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Di pentas olahraga nasional, Amali mampu menggulirkan Piala Menpora di tengah pandemi COVID-19 dengan sukses, bergulirnya Liga 1 tahun 2021–2022, Piala Presiden Tahun 2022, hingga suksesnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua yang dilaksanakan 2021.
Berkat tangan dinginnya, perlahan tapi pasti, atlet Indonesia berhasil menuai sukses dalam berbagai multievent nasional dan internasional.
Dari pentas internasional, sejumlah atlet Indonesia secara membanggakan mampu mengukir prestasi di kejuaraan tingkat dunia. Termasuk juga di pentas Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 pada tahun 2021.
Yang mengejutkan, pada ajang Paralimpiade tahun 2020, kerja keras atlet disabilitas berhasil mengharumkan nama Indonesia menembus peringkat 43 dunia.
Pada SEA Games di Vietnam 2020 tahun 2021 keinginan Jokowi agar Indonesia masuk 3 besar mampu diwujudkan dengan sukses, hasilnya kontingen Indonesia berhasil mendulang 69 emas, 92 perak dan 80 perunggu.
Cerita menarik ketika SEA Games Vietnam adalah pengurangan jumlah kontingen Indonesia yang hampir setengah dari edisi sebelumnya di Filipina pada 2019. Banyak yang mengkritik keputusan tersebut karena dianggap mematahkan semangat atlet yang tidak diberangkatkan.
Dengan landasan yang jelas melalui DBON yang menempatkan SEA Games sebagai target antara, Amali memupus tanggapan miring karena di Vietnam hasilnya baik dengan menempati tiga besar perolehan medali.
Ketidaksanggupan Vietnam untuk mengelar ASEAN Paragames 2021 dan dipindahkan ke Indonesia tepatnya ke Solo tahun 2022, juga mampu dijalankan dengan sukses. Sebagai tuan rumah, Indonesia menasbihkan menjadi juara umum dengan 175 emas, 144 perak, dan 106 perunggu.
Pada masa kepemimpinan Amali sebagai Menpora, kesetaraan atlet disabilitas di Indonesia benar-benar terimplementasi.
Berbagai ajang internasional terselenggara di Tanah Air, menggambarkan dunia internasional percaya Indonesia bisa sukses menjadi tuan rumah.
Indonesia mendapat kepercayaan melaksanakan berbagai kejuaraan olahraga dunia, seperti F1 Powerboat (F1H2O) di Danau Toba yang sukses digelar pada 25-26 Februari 2023.
Tahun ini, Indonesia juga dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan Kejuaraan Dunia Bola Basket FIBA World Cup 2023.
Kisah Amali sebagai Menpora tak selamanya indah. Ada bagian-bagian yang menjadi catatan. Seperti Sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) untuk Indonesia pada 7 Oktober 2021 karena dianggap tidak patuh terhadap Test Doping Plan (TDP) tahun 2020.
Sanksi tersebut seolah menjadi pukulan telak bagi Amali karena Merah Putih tak diperbolehkan berkibar di berbagai ajang internasional dan paling menyita perhatian ketika tim pebulu tangkis putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020.
Insiden tersebut membuat geger dan tak sedikit cibiran mengalamat ke Amali sebagai Menpora. Namun dia dan pemangku kepentingan olahraga lainnya berhasil menjadikan sanksi tersebut berkurang, dari seharusnya setahun menjadi 3 bulan atau dicabut pada 2 Februari 2022.
Terlepas dari semua itu, Amali menjadi sosok penting dalam dunia olahraga Indonesia. Dengan melepas sebagai Menpora, bukan berarti Amali meninggalkan dunia olahraga. Dia tetap berkecimpung dan fokusnya kini ada di sepak bola.
Lingkupnya memang lebih kecil, namun pekerjaannya tak kalah besarnya. Terlebih pada tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola FIFA 2023.
Tantangan besar pasti ada. Dengan segala niat baik semua rintangan pasti terlewati dengan baik pula.
Seperti bait puisi Kilau Mozaik di Sudut Senayan,
Gunung akan terlihat istimewa justru bukan saat kita berada di puncaknya, melainkan saat kita memandangnya dari jauh. Dan Mozaik itu pun akan terus berkilau di mana pun dia menempatkan dirinya.
Terima kasih Amali, selamat dan sukses menjalankan tugas baru di dunia persepakbolaan Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warisan yang ditinggalkan Zainudin Amali semasa menjabat Menpora