Padang genjot vaksinasi campak tekan temuan kasus yang cukup tinggi

id Padang genjot vaksinasi ,Dinkes padang,Berita sumbar,Berita padang

Padang genjot vaksinasi campak tekan temuan kasus yang cukup tinggi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Padang menggenjot pelaksanaan vaksin campak dan rubella melalui bulan imunisasi anak nasional dengan target bayi usia sembilan bulan hingga anak di bawah 15 tahun untuk menekan temuan kasus yang cukup tinggi di kota itu.

"Dengan vaksinasi campak dan rubela dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian sehingga tercipta kekebalan kelompok dan melindungi serta memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati di Padang, Kamis.

Menurutnya sejak dimulainya bulan imunisasi anak nasional pada Mei 2022 hingga saat ini capaian imunisasi masih sangat rendah di Padang.

Ia menyebutkan untuk sasaran bayi 9 bulan hingga 50 bulan dari 29.956 capaian baru yang divaksinasi 7.734 orang atau 26 persen.

Kemudian untuk sasaran 5 sampai 7 tahun baru tercapai 1.606 dari 14.515 orang atau 11 persen. Sedangkan untuk sasaran 7 sampai 12 tahun dari 82.735 orang yang sudah diimunisasi baru 21.716 orang atau 25 persen.

Lalu untuk usia 12 sampai di bawah 15 tahun dari 39.440 orang yang sudah diimunisasi baru 5.284 orang atau 13 persen.

Ia menyampaikan pencapaian vaksinasi berbanding lurus dengan temuan kasus di Padang.

"Sejak Januari sampai Juli 2022 ditemukan kasus campak sebanyak 101 di Padang dari 276 kasus dengan gejala klinis yang sama ," kata dia.

Kasus tersebut tersebar di delapan kelurahan diantaranya Korong Gadang, Pondok, Purus, Kuranji, Air Tawar Timur, Koto Luar dan Pauh.

Oleh sebab itu ia berharap semua orang tua yang punya anak usia sembilan bulan hingga di bawah 15 tahun untuk segera mengimunisasi anak di fasilitas layanan kesehatan terdekat di puskesmas, klinik dan RS.

"Untuk anak sekolah tim akan langsung turun ke sekolah untuk pelaksanaan imunisasi," katanya.

Ia mengatakan orang tua tidak perlu khawatir karena efek samping atau kejadian pasca imunisasi amat kecil dan hanya ada kasus bengkak pada bekas suntikan dan demam namun bisa diobati dalam dua hari.

"Jadi kalau ada yang mengatakan imunisasi menambah penyakit pada anak itu pemahaman yang salah," ujarnya.

Kadinkes melihat justru ketika target imunisasi tidak tercapai maka kasus campak menjadi tinggi yang bisa menyebabkan kematian karena gangguan saluran pernafasan.