Saat mayoritas masing bertahan di tenda pengungsian, puluhan warga Pinaga memilih pulang ke rumah

id gempa pasaman barat,kondisi gempa pasaman barat,pengungsi gempa

Saat mayoritas masing bertahan di tenda pengungsian, puluhan warga Pinaga memilih pulang ke rumah

Warga Pinaga, Kecamatan Pasaman bersiap pulang dari lokasi pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Senin (28/2). (ANTARA/FathulAbdi)

Simpang Empat (ANTARA) - Saat sebagian besar masih bertahan di pengungsian utama di halaman kantor bupati, sekelompok warga yang menjadi korban gempa bumi di Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) memilih pulang pada Senin (28/2) pagi.

Lebih 20 pengungsi memilih pulang ke rumah masing-masing itu adalah warga Pinaga, Kecamatan Pasaman, Kabupaten setempat.

"Karena kondisi mulai membaik maka kami memilih pulang dari lokasi pengungsian, ada 20 lebih warga yang pulang hari ini," kata salah seorang warga Ajek (45) di Simpang Empat, Senin.

Menurutnya jika pulang ke rumah maka setidaknya ada aktivitas yang bisa dilakukan pascagempa, mulai dari pembersihan rumah, mengamankan rumah, melihat ladang, dan lainnya.

"Warga yang pulang pagi ini kerusakan rumahnya tidak tergolong berat, sehingga berani untuk pulang. Semoga bisa mengurangi juga beban di lokasi pengungsian," jelasnya.

Sebagai antisipasi akan gempa susulan yang tidak bisa diprediksi maka warga akan memasang tenda di depan rumah masing-masing.

"Jadi untuk menjaga diri kami akan mendirikan tenda di depan rumah, malam hari tidur di sana untuk antisipasi gempa susulan," kata warga lainnya Isral (56).

Warga tersebut pulang dengan satu truk milik salah seorang warga untuk mengangkut barang-barang yang dibawa ke lokasi pengungsian.

Ia yang membawa delapan anggota keluarganya menilai tiga hari di lokasi pengungsian sudah cukup untuk melewati masa darurat.

Namun demikian warga tetap mengharapkan bantuan logistik dan bahan makanan saat telah pulang ke rumah.

Pada bagian lain, ribuan pengungsi juga masih bertahan di tempat pengungsian yang ada di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat sebagai titik utama pengungsian.

Di lokasi pengungsian utama di halaman kantor Bupati setempat, setidaknya terdapat 2.8000 warga yang mengungsi yang berasa dari tiga nagari (desat adat), yakni Sinuruik, Talu, Kanjai.