Kuota pupuk bersubsidi Solok Selatan bertambah 3.544 ton

id berita solok selatan,berita sumbar,pupuk

Kuota pupuk bersubsidi Solok Selatan bertambah 3.544 ton

Sekretaris Dinas Pertanian Solok Selatan, Musperi Hendra. (Antarasumbar/Erik Ifansya Akbar)

Walaupun jumlahnya masih dibawah kebutuhan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang mencapai 19.144,93 ton tetapi jauh lebih baik dibanding tahun lalu,
Padang Aro (ANTARA) - Kuota lima jenis pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, pada 2022 bertambah sebanyak 3.544 ton yaitu dari 5.714 ton pada 2021 menjadi 9.258 ton.

"Walaupun jumlahnya masih dibawah kebutuhan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang mencapai 19.144,93 ton tetapi jauh lebih baik dibanding tahun lalu," kata Sekretaris Dinas Pertanian Solok Selatan, Musperi Hendra di Padang Aro, Selasa.

Dia mengatakan, dari lima jenis pupuk bersubsidi yang paling banyak penambahannya yaitu pupuk urea dari 1.912 ton pada 2021 menjadi 3.330 ton.

Selanjutnya jenis NPK Ponska dari 2.258 ton pada 2021 menjadi 3.170 ton, ZA dari 163 ton menjadi 1.200 ton, SP 36 dari 732 ton menjadi 911.

Sedangkan untuk kuota pupuk organik granul malah mengalami sedikit pengurangan yaitu dari 649 ton pada 2021 menjadi 647 ton.

Dia mengatakan, dalam perjalanannya kuota pupuk bersubsidi ini bisa saja bertambah atau berkurang yang disebabkan penebusan dari kelompok tani.

Kalau penebusannya mandeg, maka kuotanya bisa dialihkan ke daerah lain dan begitu juga sebaliknya bila penebusannya lancar bisa jatah daerah lain dialihkan ke Solok Selatan.

Hal ini, terjadi pada 2021 dimana penebusan pupuk urea mencapai 2.060 ton sedangkan kuotanya hanya 1.912 ton.

Jenis NPK Ponksa penebusan 2021 juga melebihi kuota dimana jatahnya hanya 2.258 ton sedangkan yang ditebus mencapai 3.015 ton.

Sedangkan untuk SP 36 dari kuota 732 ton penebusannya hanya 730 ton dan ini juga berdampak untuk jatah tahun selanjutnya.

Untuk petani yang terdaftar dalam e-RDKK pada 2022 sekitar 16 ribu NIK dan masih ada yang belum terdaftar.

Dia mengimbau petani untuk memanfaatkan pupuk kandang, kompos dari titonia, jerami untuk mengatasi keterbatasan pupuk bersubsidi.

"Petani sudah diajarkan berbagai pupuk alternatif seperti kompos, pupuk kandang dan lainnya," katanya.