Simpang Empat (ANTARA) - Lidi kelapa sawit di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) bisa menambah penghasilan masyarakat saat ini karena bisa dijual ke pedagang pengumpul.
Menurut pedagang pengumpul Ajo Syafrizal di Simpang Empat, Minggu mengatakan selama ini lidi kelapa sawit hanya terbuang dibiarkan melepuh.
"Lidi sawit selama ini terbuang begitu saja. Padahal bernilai ekonomis yang bisa diekspor menambah penghasilan. Lidi bisa naik kelas menghidupi keluarga di tengah sulitnya ekonomi di tengah pandemi COVID-19 saat ini," sebutnya.
Ia sejak 3,5 bulan ini berinisiatif mengumpulkan lidi sawit yang selama ini terpinggirkan dan terbuang begitu saja.
Saat ini masyarakat bisa mengumpulkan lidi sawit kering dan dibelinya seharga Rp2.000-Rp2.500 per kilogramnya.
"Terpenting lidi sawitnya kering dan tidak melepuh dengan ukuran 70 sampai 85 centimeter," katanya.
Saat ini ia telah berhasil mempekerjakan 25 orang peraut lidi sawit. Rata-rata satu orang meraut lidi dengan manual mampu mengumpulkan 10 sampai 15 kilogram.
Satu kilogram lidi rata-rata 250 sampai 300 batang lidi. Artinya, satu orang bisa menghasilkan Rp37.500 dengan kerja sambilan.
Apalagi jika sudah menggunakan alat yang bisa mempercepat memisahkan lidi dengan daunnya.
"Usaha ini alternatif penambah penghasilan masyarakat. Jika dikerjakan dalam jumlah besar maka akan mampu meningkatkan penghasilan masyarakat dari lidi sawit," kata Ajo.
Dalam jangka waktu 3,5 bulan sambil mengumpul dan sosialisasi kepada masyarakat, ia sudah berhasil mengumpulkan lima ton lebih lidi sawit.
Selain mempekerjakan masyarakat, ia juga menampung lidi masyarakat yang mulai meraut lidi secara manual.
Apalagi saat ini permintaan lidi cukup tinggi. Permintaan saat ini 35 ton perminggunya untuk diekspor ke negara India. Saat ini ia telah mendirikan gudang penampung di Jorong Siodado Kinali, AMP 3 dan di Lubuak Batang Kapa Utara Simpang Padang Panjang Nagari Kapa Kecamatan Luhak Nan Duo dan Perumahan Yaptip Simpang Empat.
"Mudah-mudahan kedepannya pemerintah dapat memberikan pembinaan dan bantuan peralatan mesin agar proses perautan lidi semakin cepat," harapnya.
Salah seorang peraut lidi di Jorong Kapa Timur Luhak Nan Duo Pasaman Barat, Novia Ningsih mengaku telah memulai meraut lidi untuk tambahan penghasilan di tengah pandemi COVID-19.
"Saya sudah memulai satu minggu ini dan membawa empat orang masyarakat untuk meraut lidi," katanya.
Berita Terkait
Balitbangda Pasaman Barat pelajari pembuatan gula merah dari sawit
Jumat, 26 April 2024 14:16 Wib
Pemkab Pasaman Barat gandeng Balitbang propinsi pelajari pembuatan gula merah dari sawit
Kamis, 25 April 2024 18:39 Wib
Pemkab Pasaman Barat teliti inovasi air batang sawit bisa jadi gula merah
Sabtu, 24 Februari 2024 15:56 Wib
Pemkab Pasaman Barat sambut baik peran Bank Nagari majukan pendidikan
Selasa, 20 Februari 2024 20:38 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Gubernur Sumbar: Perusahaan sawit harus jamin keselamatan pekerja
Senin, 5 Februari 2024 17:51 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib
Pasaman Barat terima bantuan dari perusahaan sawit atasi kemiskinan
Senin, 22 Januari 2024 19:47 Wib