20 persen kesehatan hewan kurban di Payakumbuh sudah diperiksa petugas

id Hewan kurban, payakumbuh, diperiksa

20 persen kesehatan hewan kurban di Payakumbuh sudah diperiksa petugas

Kepala UPTD Puskeswan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Riche Hanny Z saat melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban. (Antara/Akmal Saputra)

Payakumbuh (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Sumatera Barat terus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan hewan kurban yang ada di daerah tersebut, sekitar 20 persen sudah selesai.

"Kita mulai melakukan pemeriksaan pada Senin (12/7), baru sekitar 20 persen hewan kurban yang baru diselesaikan pemeriksaannya," kata Kepala UPTD Puskeswan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Riche Hanny Z di Payakumbuh, Rabu.

Ia mengatakan pengecekan kesehatan yang dilakukan seperti memastikan hewan tersebut telah cukup umur untuk disembelih, status reproduksi, dan lainnya.

"Kalau yang dari luar Kota Payakumbuh akan kita tanya surat kesehatan hewannya dan surat lainnya dan kemudian kita periksa kesehatan lainnya," ungkapnya.

Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan hewan kurban yang dari segi kesehatannya tidak layak untuk dijadikan hewan kurban.

Namun, ia mendapati masih ada panitia kurban yang menyiapkan sapi betina produktif untuk menjadi hewan kurban.

"Kami telah menyarankan untuk menukarnya dengan sapi jantan dan kami langsung menjelaskan aturan penyembelihan ternak yang telah tertuang di undang-undang nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 18 ayat (4)," ujarnya.

Pemeriksaan direncanakan akan dilakukan sampai dengan H-1 pelaksanaan Idul Adha. Perkiraan jumlah hewan kurban yang akan disembelih pada tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, yakni sekitar 18.000 ekor.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra mengatakan berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, penggunaan sapi betina untuk dijadikan hewan kurban masih tinggi.

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kurban pada 2020, hanya 40 persen sapi jantan dan 60 persen yang dijadikan hewan kurban.

"Ini yang harus kita sosialisasikan secara terus menerus kepada setiap pengurus masjid, mushalla, dan pengurus kurban untuk menekan angka penggunaan sapi betina ketika hari raya kurban," ujarnya.

Ia mengharapkan agar tahun ini penggunaan sapi jantan bisa lebih banyak dari sapi betina sebagai hewan kurban agar populasi sapi terus terjaga.

"Kebanyakan alasannya tentu karena harga sapi betina yang lebih murah dari sapi jantan,ini yang banyak menjadi alasan oleh masyarakat kita," kata dia.