Jumlah Penerima Jamkesmas di Bukittinggi Berkurang

id Jumlah Penerima Jamkesmas di Bukittinggi Berkurang

Jumlah Penerima Jamkesmas di Bukittinggi Berkurang

Jamkesmas. (Antara)

Bukittinggi, (Antara) - Jumlah penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 2013 berkurang 3.412 daripada tahun 2012. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Syofia Dasmauli, Sabtu mengatakan, pada 2012 penerima Jamkesmas sebanyak 18.126 orang, sedangkan tahun 2013 menjadi 14.714 orang. "Pengurangan jumlah penerima bantuan Jamkesmas itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan jumlah warga kurang mampu pada tahun 2013 berkurang dari tahun 2012," katanya. Sedangkan di Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), kata dia, jumlah masyarakat yang menerima program tersebut masih tetap berjumlah 12.996 orang. Untuk bantuan premi jaminan kesehatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Sebelumnya dengan nilai nominal premi jaminan per orang Rp6.000 terhitung pada Oktober 2013 meningkat menjadi Rp12.000. "Khusus bagi masyarakat yang tidak masuk penerima bantuan Jamkesmas dan Jamkesda, diupayakan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," katanya. Menurut Syofia, penyaluran program BPJS masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuik teknis dari Kementerian Kesehatan. Ia menerangkan, peserta Jamkesmas dapat dirujuk hingga ke pemerintah pusat, sedangkan untuk Jamkesda rujukan hanya sampai pemerintah provinsi. Meski sudah ada program untuk menjamin kesehatan masyarakat, menurut dia, Pemkot Bukittinggi akan berusaha meminimalkan masyarakat yang sakit dengan mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Kota Bukittinggi memiliki empat sektor unggulan diantaranya sebagai kota perdagangan barang dan jasa, pariwisata, kesehatan dan pendidikan. Sebagai kota kesehatan telah didukung dengan fasilitas kesehatan memadai, yakni terdapatnya peralatan medis lengkap di puskesmas pekotaan serta enam puskemas lainnya. Di samping itu, dalam mendukung pelayanan kesehatan ke masyarakat juga telah tersediai 15 puskesmas pembantu (pustu) dan 24 pusat kesehatan masyarakat keliling (puskeskel)di 24 kelurahan dalam tiga kecamatan. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang jauh dari pusat pelayanan, Dinkes telah membentuk kelurahan siaga yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perilaku hidup sehat dan bersih. "Untuk menciptakan Kota Bukittinggi sebagai kota sehat tidak hanya dibutuhkan tenaga kesehatan yang aktif, tapi juga masyarakat yang peduli terhadap masalah-masalah kesehatan," katanya. (*/ham/jno)