Kuota pupuk bersubsidi Solok Selatan berkurang 3.533 ton

id berita solok selatan,berita sumbar,pupuk

Kuota pupuk bersubsidi Solok Selatan berkurang 3.533 ton

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Del Irwan. (Antarasumbar/Istimewa)

Untuk kuota pupuk yang paling banyak berkurang yaitu jenis urea dari 2.377 pada 2020 menjadi 1.912 pada 2021 dan NPK Ponska dari 3.525 pada 2020 menjadi 2.258 tahun ini,
Padang Aro (ANTARA) - Kuota lima jenis pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, pada 2021 berkurang sebanyak 3.533 ton yaitu dari 9.247 ton pada 2010 menjadi 5.714 ton tahun ini.

"Kebutuhan pupuk bersubsidi di Solok Selatan berdasarkan sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) pada 2021 sebanyak 19.144,93 ton tetapi yang diberikan hanya 5.714 ton sehingga banyak kekurangan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten itu Del Irwan di Padang Aro, Senin.

Untuk kuota pupuk yang paling banyak berkurang yaitu jenis urea dari 2.377 pada 2020 menjadi 1.912 pada 2021 dan NPK Ponska dari 3.525 pada 2020 menjadi 2.258 tahun ini.

Dia menyebutkan, rincian kuota pupuk bersubsidi untuk Solok Selatan tahun ini yaitu urea 1.912 ton sedangkan kebutuhan berdasarkan e-RDKK 3.793 ton sehingga yang diberikan hanya 50,40 persen.

Selanjutnya jenis NPK Ponksa 2.258 ton sedangkan kebutuhan berdasarkan e-RDKK 7.535,89 ton atau yang dialokasikan hanya 29,96 persen.

Seterusnya jenis Sp36 sebanyak 732 ton sedangkan kebutuhan dalam e-RDKK 732,81 ton dan yang disalurkan 99,89 persen.

Sedangkan jenis ZA kuotanya 163 ton dan kebutuhan e-RDKK 241,23 ton yang disalurkan hanya 67,57 persen serta organik granul 649 ton usulan berdasarkan e-RDKK 6.842 ton yang dialokasikan hanya 9,49 persen.

"Jumlah petani yang diimput dalam e-RDKK 14.458 NIK dan masih banyak yang belum masuk sistem," katanya.

Dia mengatakan, masih banyak lagi petani yang belum tergabung dalam kelompok tani sedangkan untuk jatah pupuk bersubsidi hanya bisa dibeli menggunakan kelompok tani.

Kalau seandainya pupuk habis pada Agustus 2021, maka diminta lagi penambahan ke provinsi.

Dia mengimbau petani untuk memanfaatkan memanfaatkan pupuk kandang, kompos dari titonia, jerami untuk mengatasi keterbatasan pupuk bersubsidi.

"Petani sudah diajarkan berbagai pupuk alternatif seperti kompos, pupuk kandang dan lainnya," katanya.