1.800 orang guru di Payakumbuh telah ikuti tes cepat antibodi, guru reaktif akan dites usap

id berita payakumbuh,berita sumbar,guru

1.800 orang guru di Payakumbuh telah ikuti tes cepat antibodi, guru reaktif akan dites usap

Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Bakhrizal. (Antarasumbar/Akmal Saputra)

Pelaksanaannya masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan,
Payakumbuh (ANTARA) - Dari 3.600-an guru di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, 1.800 guru telah mengikuti tes cepat antibodi untuk mengantisipasi penyebaran virus corona disease 2019 (COVID-19) di sekolah.

"Sekarang sekolah atau pembelajaran tatap muka telah dimulai. Salah satu langkah antisipasi yakni dengan melaksanakan tes cepat antibodi untuk seluruh guru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Payakumbuh, Bakhrizal di Payakumbuh, Selasa.

Ia mengatakan dari beberapa hari yang lalu hingga saat ini tes cepat untuk seluruh guru mulai dari TK hingga SMA masih terus berlangsung dengan total guru yang telah dites sebanyak 1.800 guru.

"Pelaksanaannya masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Jadwal dan tempat tes cepat guru ini diatur dan dibagi untuk setiap sekolah," ujarnya.

Bakhrizal menjelaskan, guru yang dinyatakan reaktif pada tes cepat antibodi ini akan langsung dilakukan tes usap (swab) guna memastikan guru tersebut terpapar COVID-19 atau tidak.

"Semenjak hasil dari tes cepat ini keluar sampai dengan hasil tes usap didapatkan, guru tidak dibolehkan untuk pergi ke sekolah atau diistirahatkan," katanya.

Hingga saat ini memang telah didapatkan guru yang reaktif dan telah dilakukan tes usap kepada guru tersebut.

"Sekarang kita tunggu hasil dari beberapa yang reaktif itu, jika ada yang positif nanti kami tinjau pelaksanaan pembelajaran tatap mukanya, apakah masih bisa dilangsungkan atau kembali pembelajaran daring," ujarnya.

Ia mengatakan jika nantinya ada guru yang positif, pihaknya akan langsung melakukan pelacakan kontak baik itu siswa dan guru bahkan lingkungan sekitar tempat tinggal guru.

Dari pembelajaran tatap muka yang telah dilaksanakan, beberapa catatan atau evaluasi yang didapatkan oleh pihaknya sekarang, yakni sulit mengendalikan siswa terkhusus siswa SD dan SMP dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Kami setiap harinya terus melakukan cek ke lapangan, di sekolah siswa kita memang menggunakan masker, susahnya itu ketika di luar gerbang sekolah. Mereka cenderung berkumpul saat pulang sekolah," ujarnya.

Dalam hal ini, sambungnya diperlukan peran yang lebih dari guru dan orang tua siswa agar dapat memastikan seluruh siswa langsung pulang ke rumah ketika selesai pembelajaran tatap muka.

"Bahkan bagusnya orang tua siswa langsung antar jemput dan tepat waktu. Berarti di sini harus ada komunikasi dari guru dan orang tua siswa," kata dia.