Pembangunan tahap awal trotoar di pusat Kota Payakumbuh selesai, tahun depan dilanjutkan

id Pedestarian,Payakumbuh

Pembangunan tahap awal trotoar di pusat Kota Payakumbuh selesai, tahun depan dilanjutkan

Pembangunan trotoar tahap awal untuk pedestrian di jalan utama Kota Payakumbuh. (Antarasumbar/HO)

Payakumbuh (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat telah menyelesaikan pembangunan trotoar di jalan utama pusat kota yang diperuntukkan untuk pedestrian.

Kepala Dinas PUPR Kota Payakumbuh Muslim di Payakumbuh, Kamis, mengatakan pembangunan trotoar untuk pedestrian tersebut merupakan salah satu langkah untuk mengubah perwajahan kota menjadi lebih cantik dan tertata sehingga memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.

"Alhamdulillah, pengerjaan di tahap awal ini telah selesai dan akan dilanjutkan kembali pada 2021. Memang pembangunannya dilakukan secara bertahap mengingat kondisi anggaran yang tersedia," kata dia.

Ia mengatakan sesuai dengan rencana, trotoar untuk pedestrian ini akan dibangun di jalan utama, sekitaran jalan Sudirman dan Jalan Soekarno Hatta.

Pada trotoar ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat duduk dan taman.

Terkait adanya pihak yang mempertanyakan terkait penggunaan istilah 'Kota Batiah' di salah satu

komponen trotoar, Muslim menyebut bahwa Batiah yang merupakan singkatan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah, Asri dan Harmonis merupakan harapan semua pihak di daerah itu yang membuat pihaknya ingin mengabadikannya di trotoar itu.

"Kami ingin setiap kali masyarakat melewati pedestrian ini bisa terus ingat dengan hal tersebut dan bersama-sama mewujudkan harapan itu." ujarnya.

Menurutnya, Dinas PUPR Kota Payakumbuh tidak ingin sedikitpun mengenyampingkan promosi kota yang dalam beberapa waktu terakhir terus digencarkan, yakni Payakumbuh sebagai Kota Randang atau 'The City of Randang'. Pada pembangunan di 2021 branding “The City Of Randang” akan disimbolkan dan direncanakan akan dibangun di kawasan Pedestrian Sudirman.

"Kami sadar dengan ini, kami sangat mengerti soal branding itu. Tapi apakah dengan menggunakan istilah Kota Batiah ini berarti kami melupakan atau tidak sejalan dengan ini? Tentu tidak. Ini lebih kepada harapan kami, sehingga nantinya pusat kota kita merupakan perwujudan harapan kita semua akan sebuah lingkungan yang Bersih, Aman, Tertib, Indah, Asri dan Harmonis," ujarnya.

Menanggapi adanya komentar negatif yang menyebutkan Dinas PUPR tidak berkompeten, Muslim menyayangkan munculnya pernyataan tersebut, sebab untuk menjadi ASN sangatlah tidak mudah.

Tidak hanya ada serangkaian tes yang harus dilalui tapi animo masyarakat untuk menjadi aparatur pemerintah mengakibatkan persaingan untuk menjadi PNS sangat tinggi, jadi dapat dikatakan hanya yang terpilihlah yang bisa menjadi PNS.

Khusus untuk Dinas PUPR Kota Payakumbuh, Muslim mengatakan 78 persen dari ASN di dinas itu telah berpendidikan sarjana, malahan untuk Pejabat struktural dinas, 80 persen telah berpendidikan S2 dan merupakan lulusan universitas yang mumpuni bahkan tamatan Universitas di luar negeri.

Di samping latar belakang akademik, pengalaman kerja juga berbicara. Dinas PUPR sudah acap kali menerima penghargaan untuk prestasi nasional, yang terbaru adalah diakuinya Kota Payakumbuh melalui Dinas PUPR oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait praktik baik (PB) dalam pelayanan excellent (baik sekali, red) di bidang penataan ruang.

"Sehingga, ketika mengemuka pernyataan ini, maka kami hanya mengasumsikan sebagai hate speech, tuduhan tidak berdasar dari orang yang tidak mengerti apa makna dari kompetensi, terakhir mari kita bersama membangun Payakumbuh yang menang, basamo mangko manjadi," ujarnya. (*)