Kisah legenda sepak bola Jerman Gerd Muller hingga menanti ajal di panti jompo

id Gerd muller,Sepak bola,menanti ajal di panti jompo,gerd muller menanti ajal di panti jompo

Kisah legenda sepak bola Jerman Gerd Muller hingga menanti ajal di panti jompo

Dokumentasi: Gerd Mueller (kanan) dan Thomas Mueller (kiri) dalam peluncuran bola baru produk Adidas pada 15 Juni 2010. AFP/ JOHN MACDOUGALL (.)

Jakarta, (ANTARA) - Legenda sepak bola Jerman dan Bayern Munich, Gerd Muller, yang pada 3 November ini genap berusia 75 tahun, kini tengah terbujur kaku di ranjang sebuah panti jompo menjelang akhir hidupnya, kata sang istri Uschi Müller.

"Dia selalu menjadi seorang pejuang, selalu berani sepanjang hidupnya. Sekarang pun tetap demikian. Gerd sedang tidur menjelang ajalnya," kata Uschi Muller dalam sebuah wawancara dengan harian Jerman Bild, yang diterbitkan pada malam ulang tahunnya yang ke-75.

Menurut Uschi, Gerd Muller "tidur menjelang ajal" karena menderita penyakit Alzheimer yang menyebabkan sang legenda mengalami penurunan daya ingat.

Uschi menceritakan tentang hari-hari tua Muller yang dihabiskan bersama penyakit Alzheimer yang sudah lama diderita pesepak bola peraih Ballon d'Or tahun 1970 ini.

Akibat penyakit yang menggerogotinya itu, Muller kini sudah tak mampu berkomunikasi lagi dengan orang sekitarnya.

"Dia hampir sepanjang hari hanya berada di tempat tidur. Terkadang juga terjaga."

"Sangat indah ketika dia membuka matanya. Terkadang dia bisa menunjukkan ya atau tidak dengan menggerakkan bulu matanya. Dia tenang dan damai, saya pikir dia tidak menderita, dia pergi perlahan ke alam baka saat dia tidur," kata Uschi yang setiap hari mengunjungi suaminya di panti jompo.

Uschi berkata, dia akan mencoba untuk berbicara dengannya "dengan kata-kata yang lambat dan jelas" dan menonton TV bersamanya pada hari ulang tahunnya.

Dijuluki "Bomber negara", Muller mencetak 365 gol dalam 427 pertandingan Bundesliga. Dia masih memegang rekor gol dalam satu musim dengan 40 gol. Dia juga mencetak 68 gol dalam 62 pertandingan bersama Jerman Barat, memenangkan Kejuaraan Eropa pada tahun 1972 dan Piala Dunia pada tahun 1974.

Bahkan, pelatih kepala Bayern Munich, Hansi Flick menyebut bahwa bomber legendaris Timnas Jerman, Gerd Muller, adalah striker terbaik di sepanjang sejarah sepakbola, di atas Pele atau pun Diego Maradona.

"Di masa kecil saya, dia adalah striker paling hebat, karena dia mencetak gol dengan kualitas yang sudah tidak tersedia lagi saat ini. Mungkin hanya Lewandowski satu-satunya yang masih memiliki sebagian (kehebatan skill Muller),” kafa Hansi Flick seperti dalam sebuah wawancara dengan AZ.

Dalam rentang karir sepakbolanya, Gerd Muller mencetak 515 gol hanya dalam 576 pertandingan di semua kompetisi bersama Bayern Munich.

Hanya Pele (Santos, 643 gol) dan Lionel Messi (Barcelona, 636 gol) yang mencetak lebih banyak gol untuk satu klub dalam karir mereka.

Muller pun masih berstatus sebagai pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Bundesliga dalam satu musim, saat ia berhasil mencetak 40 gol pada musim 1971/72.

Ia juga menyumbang 68 gol hanya dalam 62 pertandingan bersama Timnas Jerman (Barat), termasuk satu gol di final Piala Dunia 1974 melawan Belanda.

“Saya sangat senang ketika saya mengenalnya. Saya mendoakan yang terbaik untuk ulang tahun dan kesehatannya,” kata Hansi Flick. (*)