Padang Panjang, (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk menambahkan masker dan hand sanitizer sebagai barang yang wajib tersedia dalam tas keselamatan untuk evakuasi diri jika bencana terjadi saat kondisi pandemi COVID-19.
"Kita tinggal di wilayah rawan bencana maka perlu sediakan tas keselamatan berisi dokumen dan barang berharga serta perbekalan. Di kondisi wabah, maka tambahkan masker dan hand sanitizer di tas," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Ma'muri dalam siaran langsung melalui Instagram mengenai Gempa dan Tsunami serta Mitigasi Selama Pandemi, Jumat.
Ia menerangkan dalam kasus bencana seperti gempa bumi, evakuasi harus dilakukan keluar rumah jika berlindung di kolong meja tidak memungkinkan sehingga masker dan hand sanitizer akan menjadi senjata utama menghadapi bencana di tengah pandemi.
Terlebih, ujarnya Sumbar merupakan daerah rawan gempa dan hingga saat ini tidak dapat diprediksi kapan dan di mana akan terjadi bencana tersebut sehingga pilihan terbaik yang diperlukan adalah kesiapan masyarakat.
Sejumlah kesiapan yang diperlukan dalam mitigasi gempa dan tsunami yakni warga yang tinggal di dekat pantai mesti mengenal lingkungannya.
Meski pemerintah daerah sudah memasang jalur evakuasi, warga tetap harus mengenali jalur yang akan ditempuh menuju bukit atau gedung tinggi terdekat.
"Perlu juga disiapkan tata letak perabotan di rumah sebisa mungkin tidak menghambat jalan ketika akan lari menuju pintu saat gempa terjadi," katanya.
Selain itu warga juga harus mengenali kondisi yang menjadi tanda awal terjadi tsunami seperti didului gempa kuat hingga menyebabkan sulit berdiri, perilaku aneh binatang menjauhi pantai dan terdengar suara gemuruh.
"Perkiraan waktu sampai gelombang ke darat itu bisa 30 menit. Jadi waktu itu sangat berharga dimanfaatkan untuk evakuasi mandiri dibanding menunggu arahan pemangku kepentingan. Maka penting mengenal wilayah dan jalur evakuasi," katanya.
BMKG Padang Panjang mencatat sepanjang September 2020 sudah terjadi sebanyak 19 kali gempa dan dua di antaranya bisa dirasakan yakni yang berpusat di wilayah Siberut dan Nias Selatan.
Di Sumbar, beberapa penyebab gempa yaitu zona subduksi di Mentawai dan sesar Mentawai yang berpotensi menjadi penyebab tsunami serta sesar Sumatera yang memanjang dari Aceh hingga Lampung penyebab gempa kecil namun dangkal sehingga juga bisa berpotensi merusak.
"Namun kami tegaskan, bencana gempa tidak dapat diprediksi. Pilihan terbaik kita adalah kesiapan menghadapi bencana. Kenali wilayah dan siapkan tas keselamatan ditambah masker dan hand sanitizer," katanya.
Ia mengimbau agar masyarakat juga tidak mudah terpengaruh informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya apalagi jika menginformasikan gempa akan terjadi di suatu lokasi dengan kekuatan tertentu.
Informasi resmi BMKG dapat diperoleh melalui media sosial Instagram dan Twitter lewat @infoBMKG dan website bmkg.go.id dan inatews.bmkg.go.id. (*)
Berita Terkait
Hunian Hotel di Bukittinggi naik 100 persen saat Libur Lebaran
Sabtu, 20 April 2024 17:08 Wib
Pendapatan Daerah Bukittinggi menurun di Libur Lebaran 2024
Jumat, 19 April 2024 15:46 Wib
Stasiun Lambuang primadona libur Lebaran, pedagang partisipasi kebersihan
Rabu, 17 April 2024 15:14 Wib
Stasiun Lambuang jadi lokasi favorit Lebaran di Bukittinggi
Kamis, 11 April 2024 8:35 Wib
Mudik H-5 di stasiun Kertapati Palembang
Jumat, 5 April 2024 16:48 Wib
Jasa Raharja berangkatkan disabilitas peserta mudik gratis dari Stasiun Senen
Kamis, 4 April 2024 15:47 Wib
Diresmikan Mentri BUMN, PLN salurkan bantuan sarana kelistrikan UMKM di Stasiun Lambuang Bukittinggi
Jumat, 8 Maret 2024 12:06 Wib
BNI akan melengkapi Stasiun Lambuang Bukittinggi dengan sarana transaksi digital
Rabu, 6 Maret 2024 22:56 Wib