Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Swedia Volvo membantah telah memanipulasi uji emisi setelah ahli lingkungan Jerman mengklaim bahwa penyelidikan mereka menemukan bahwa SUV Volvo mengeluarkan nitrogen oksida 12 kali lebih banyak dari yang diizinkan Uni Eropa.
Asosiasi perlindungan konsumen dan lingkungan, Deutsche Umwelthilfe (DUH), mengaku telah menemukan perangkat ilegal ketika mengukur emisi Volvo XC60.
Perangkat itu disebut mengelola mesin mobil untuk memungkinkan emisi yang lebih tinggi saat di jalan raya yang sesungguhnya, namun rendah saat dalam pengujian otoritas berwenang.
Pada suhu antara sembilan dan 22 derajat Celcius (48-72 Fahrenheit), motor diesel Volvo mengeluarkan empat kali lebih banyak nitrogen oksida berbahaya (NOx) daripada yang diizinkan di bawah standar "Euro 5", kata DUH.
Itu berarti lebih tinggi, hampir 12 kali lipat, ketika sensor suhu eksternal didinginkan antara -4C dan 0C, tambah kelompok itu.
"Kendaraan dengan emisi nyata yang sedemikian tinggi tidak dapat dibiarkan terus mencemari udara di kota-kota terdalam kita," kata direktur DUH Juergen Resch.
Ini menandai pertama kalinya Volvo menghadapi tuduhan kecurangan emisi yang populer disebut "dieselgate".
Skandal itu meletus pada 2015 ketika raksasa Jerman, Volkswagen mengaku memasang perangkat pada 11 juta mobil diesel di seluruh dunia, dan sejak itu masalah itu menjerat serangkaian pembuat mobil lain.
Tetapi pembuat mobil Swedia, yang dimiliki oleh Geely China, dengan cepat menolak tuduhan penipuan perangkat lunak. Emisi yang lebih tinggi dalam suhu dingin tidak berarti ada perangkat ilegal yang dipasang di dalam mobil, kata juru bicara Volvo, dikutip dari media Swedia, The Local, Jumat.
Sebaliknya, "setiap mesin pembakaran internal" memiliki apa yang disebut "fungsi perlindungan" yang mengurangi perawatan knalpot dalam cuaca dingin untuk mencegah kerusakan pada motor dari kondensasi dan pembentukan es.
"Semua kendaraan dilisensikan sesuai dengan ketentuan hukum oleh pihak berwenang," kata juru bicara itu.
Penjualan mobil bermesin diesel telah jatuh di Jerman, karena pengemudi takut dilarang keluar dari pusat kota untuk mengatasi polusi udara.
Nitrogen oksida diperkirakan menyebabkan ribuan kematian dini di Jerman setiap tahun. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gas memperburuk gejala asma dan bronkitis dan terkait dengan penyakit kardiovaskular dan pernapasan.
Berita Terkait
DLH Solok sosialisasikan gerakan PHBLS ke SDN menuju sekolah adiwiyata
Sabtu, 4 Mei 2024 18:50 Wib
Unand-Universiti Kebangsaan Malaysia adakan pengabdian masyarakat
Sabtu, 4 Mei 2024 18:19 Wib
Pemkab Pessel benarkan 150 warga terserang diare empat meninggal dunia
Sabtu, 4 Mei 2024 18:13 Wib
Satu orang meninggal dunia usai ditemukan tertimbun longsor di Sawahlunto
Sabtu, 4 Mei 2024 17:55 Wib
Pemkot Sawahlunto gerak cepat tanggap bencana longsor dan banjir
Sabtu, 4 Mei 2024 17:51 Wib
KPU: Syarat dukungan calon perseorangan Pilkada di Pasaman Barat 25.182 KTP
Sabtu, 4 Mei 2024 17:50 Wib
Sumbar bertekad jadi percontohan jaminan halal produk di tanah air
Sabtu, 4 Mei 2024 16:46 Wib
Ternak warga dimangsa harimau, BKSDA Sumbar turunkan tim tangani konflik (Video)
Sabtu, 4 Mei 2024 16:35 Wib