BPS Agam petakan jumlah penduduk di daerah bencana

id bps agam,sensus penduduk,pemetaan penduduk,banjir bandang agam

BPS Agam petakan jumlah penduduk di daerah bencana

Kepala BPS Agam, Evi Junaidi menyalurkan bantuan kepada petugas posko banjir bandang di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya, Kamis (28/11). (ANTARA/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam, Sumatera Barat memetakan jumlah penduduk di daerah bencana banjir bandang di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya, Kamis (28/11), sebelum melakukan sensus penduduk 2020.

Kepala BPS Agam, Evi Junaidi di Lubukbasung, Kamis, mengatakan pemetaan itu dilakukan untuk mengetahui tempat tinggal korban banjir bandang, setelah rumahnya mengalami rusak.

"Kami mencari informasi kepada pemerintah nagari atau desa adat terkait tempat tinggal mereka dan kegiatan ini merupakan mitigasi resiko kegiatan sensus penduduk 2020," katanya.

Dengan begitu, petugas akan mudah melakukan pendataan pada Juli 2020.

Sebelum pendataan penduduk 2010, tambahnya, Tanjung Sani dan Sungai Batang Kecamatan Tanjungraya dilanda bencana longsor pada 20009, sehingga ada sebagian warga mengungsi ke tempat hunian sementara.

"Atas pengalaman itu, kami melakukan pemetaan sebelum program dimulai," katanya.

Ia menambahkan, pendataan 2020 nanti dilakukan dua metode yakni, metode online pada 15 Februari sampai 31 Maret 2020 dan metode wawancara dengan cara kunjungan ke rumah warga pada Juli sampai Agustus 2020.

Saat ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi sensus penduduk dan pelaksanaan secara online ke siswa.

"Kita telah mengadakan sosialisasi ke siswa SMA 2 Lubukbasung dan dalam waktu dekat di SMAN 1 Tanjungraya," katanya.

Selain melakukan pemetaan, BPS Agam juga menyalurkan bantuan kepada korban banjir bandang berupa sabun, odol, sampo, roti, uang tunai dan lainnya.

Bantuan itu bentuk kepedulian kepada korban banjir bandang, sehingga bermanfaat nantinya.

Sementara itu, Wali Nagari Tanjung Sani, Maizon menambahkan banjir bandang pada Rabu (20/11), mengakibatkan lima rumah rusak berat, 10 rusak sedang dan sembilan terdampak banjir bandang.

Dari lima rumah rusak berat, katanya, empat unit mau pindahkan ke luar jorong itu dan di daerah lebih aman, sedangoan satu lagi belum menentukan sikap.

"Rumah mereka akan dibangun pemerintah. Jorong Galapuang memiliki 194 kepala keluarga dari 1.000 jiwa," katanya.

Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada BPS Agam yang telah menyalurkan bantuan. Saat ini bantuan berdatangan dan telah disalurkan kepada korban. (*)