Sektor perdagangan dominasi penyerapan KUR Bank Nagari Solok

id Heri Wildani,solok,serapan KUR,sumbar,Bank Nagari

Sektor perdagangan dominasi penyerapan KUR Bank Nagari Solok

Kepala Bank Nagari Cabang Solok, Heri Wildani. (Antara Sumbar/Tri Asmaini)

Solok, (ANTARA) - Kepala Bank Nagari Cabang Solok, Heri Wildani menyebutkan sektor perdagangan mendominasi penyerapan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan serapan Rp13 miliar dari serapan Rp15 miliar pada semester pertama 2019.

"Rp13 miliar pada sektor perdagangan ini jumlah kredit lunak pinjaman 92 orang," kata Kepala Bank Nagari Cabang Solok, Heri Wildani melalui Kasi Kredit Teddi Waldian di Solok, Senin.

Ia menyebutkan selain perdagangan, sektor lainnya yang menyerap KUR seperti sektor peternakan Rp1,19 miliar dari enam peminjam, kemudian sektor Industri Rp1 miliar dari tujuh orang peminjam.

Kemudian dari sektor pertanian Rp615 juta dari peminjam lima orang, dan bidang jasa Rp475 juta dari peminjam empat orang.

Menurutnya banyaknya peminjam dari sektor dari perdagangan dari Kota Solok yang mayoritas banyak pedagang.

Sebelumnya, Bank Nagari Cabang Solok, Sumatera Barat telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp15 miliar kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga Juni 2019.

"Tahun ini kami menargetkan penyaluran KUR di wilayah Kota dan Kabupaten Solok sebesar Rp35 miliar," katanya.

Ia menyebutkan target triwulan KUR di wilayah itu sudah tercapai, tapi untuk target semester dari Januari hingga Juni 2019 sedikit lagi terpenuhi. Sebelumnya target 2018 penyaluran KUR mencapai Rp30 miliar dan serapan terpenuhi 100 persen.

Menurutnya, berbagai sektor dapat mengajukan KUR di Bank Nagari. Dengan maksimal kredit mencapai Rp500 juta dan minimal Rp5 juta.

Untuk memaksimalkan penyaluran KUR ini pihaknya telah melakukan strategi seperti turun ke lapangan, ke pasar-pasar dan pusat kegiatan masyarakat untuk menjelaskan ke sektor UMKM dan pengusaha baru terkait kredit lunak ini.

Untuk modal usaha masyarakat bisa mengajukan pinjaman KUR minimal Rp5 juta, dan maksimal Rp500 juta setelah disurvei ke lapangan untuk meninjau usaha yang digeluti masyarakat peminjam.

"Pada survei ini petugas akan menentukan berapa besar pemberian KUR yang bisa direalisasikan, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kesanggupan pembayaran," katanya.

Hingga saat ini KUR yang telah disalurkan 100 persen lancar, tidak ada kredit macet. Hal ini karena sebelum dicairkan warga yang mengajukan diberi pengertian sejak awal agar tidak ada masalah dalam pembayaran.

Ia menyebutkan dana KUR ini bunganya telah diatur oleh pemerintah, Bank Nagari sebagai salah satu bank penyalur dengan bunga yang kecil, hanya tujuh persen. (*)