Media Berperan Penting Penggunaan Kaidah Bahasa Indonesia

id Media Berperan Penting Penggunaan Kaidah Bahasa Indonesia

Jambi, (ANTARA) - Ahli bahasa dari Badan Bahasa Kemendikbud menilai media massa berperan penting dalam membentuk pola penggunaan kaidah bahasa Indonesia di tengah masyarakat. "Media massa sangat memegang peran penting dalam pembentukan pola berbahasa masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia," kata ahli bahasa dari Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Badan Bahasa Kemendikbud Wahyu Trihartati di Jambi, Kamis. Karena itu, sangat dibutuhkan kesadaran dan komitmen pelaku media atau pers di Tanah Air melakukan pembinaan dan peningkatan kualitas bahasa Indonesia di masyarakat sebagai tuntutan UU nomor 24 tahun 2009 tentang Bahasa Indonesia. Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi pembicara pada kegiatan seminar kebahasaan bagi guru-guru di Jambi yang digelar Kantor Bahasa Provinsi Jambi sebagai rangkaian dari kegiatan peringatan Bulan Bahasa 2012. Menurut dia, keberadaan media saat ini seringkali justeru semakin memperparah kualitas bahasa Indonesia di tengah masyarakat karena media cenderung mengenyampingkan penggunaan kaidah berbahasa Indonesia dan lebih memilih menggunakan bahasa dan istilah asing hanya untuk gengsi dan membangun pencitraan modern yang salah kaprah. Istilah-istilah dan bahasa asing atau campuran dipergunakan untuk menamai stasiun mereka, program acara dan bahkan media terkesan memberikan peluang berkembangnya sistem bahasa campur aduk yang sering dipergunakan oleh para figur publik yang selanjutnya berdampak pada peniruan oleh publik. "Kemajuan teknologi informasi telah membuka dan meretas ruang dan waktu, melalui media informatika media massa publik dapat mengakses dengan mudah dan luas segala informasi seputar dinamika kehidupan dari menit ke menit dan akhirnya bangsa Indonesia pun sedikit demi sedikit mengalami kehilangan identitas dan jati diri sebagai bangsa berbudaya yang memiliki bahasa yang kukuh," ujarnya. Kebebasan yang diperoleh media massa pasca reformasi 1998 telah berubah menjadi bumerang yang mengancam identitas bangsa Indonesia sendiri dikarenakan lemahnya filterisasi atau penyaringan yang dilakukan media terhadap segala bentuk perubahan termasuk dalam bidang kebahasaan. "Guna memperbaiki kondisi yang kian menggerus eksistensi identitas bangsa khususnya dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah sebagaimana diatur undang-undang, diperlukan peran serta media massa yang peran dan pengaruhnya sangat kuat dalam membentuk opini masyarakat," ungkapnya. Minimal media massa bisa memulai dengan menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia untuk menamai programnya atau melakukan sensor terhadap penggunaan bahasa oleh para nara sumber acaranya yang tidak menggunakan bahasa sesuai kaidah. (*/jno)