Penjualan peralatan pembuat kue di Padang Panjang mulai meningkat

id Kue Lebaran,Peralatan Pembuat Kue,Pasar Padang Panjang

Penjualan peralatan pembuat kue di Padang Panjang mulai meningkat

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama

Padang Panjang (ANTARA) - Penjualan peralatan pembuat kue di pasar Padang Panjang, Sumatera Barat, mulai meningkat memasuki pekan ke tiga Ramadhan 1440 Hijriah.

"Sejak pekan ke dua Ramadhan sudah mulai banyak yang beli alat-alat untuk membuat kue dan kali ini lebih ramai," kata salah seorang pedagang barang pecah belah Andri di Padang Panjang, Rabu.

Ia menjual berbagai produk seperti pemanggang kue (oven), loyang dalam berbagai ukuran, cetakan kue, kompor dan lainnya.

Menurutnya peningkatan penjualan peralatan pembuat kue biasanya hanya meningkat saat jelang Lebaran saja, di hari lain di luar Ramadhan cenderung sepi.

Karena meningkatnya pembeli, untuk barang bermerk ia menaikkan harga namun barang hasil pengrajin lokal tetap dijual dengan harga sama dengan hari biasa.

"Ada oven dan kompor yang bermerk harganya naik sedikit, tapi nanti tentu ada tawar menawar dengan pembeli," ujarnya.

Pantauan di beberapa toko yang berada di sisi Jalan Khatib Sulaiman, tampak calon pembeli silih berganti memasuki toko yang menjual peralatan tersebut.

Perayaan Idul Fitri tidak hanya lekat dengan menu ketupat dengan kuah gulai dan rendang saja, namun juga berbagai sajian kue kering bagi tamu yang datang bersilaturahim.

Di bulan Ramadhan banyak ditemui pedagang yang berjualan kue kering baik di pasar maupun berdagang secara dalam jaringan (online) melalui media sosial.

Kondisi tersebut menjadi keuntungan tersendiri misalnya bagi pedagang di pasar Padang Panjang itu.

Namun situasi berbeda dialami pedagang peralatan pembuat kue yang berjualan di Pasar Pusat Padang Panjang.

Menurut seorang pedagang yang berjualan di lantai dua bangunan pasar tersebut, Yul mengatakan jual beli masih lengang meski sudah memasuki pekan ke tiga Ramadhan.

Ia mengatakan sepinya pedagang disebabkan lokasi toko di lantai dua kurang strategis. Di samping itu jalan masuk menuju Pasar Pusat dinilainya kurang nyaman sehingga pembeli enggan datang.

Kondisi tersebut sebelumnya telah dikeluhkan pedagang kepada kepala daerah setempat ketika melakukan pantauan pemanfaatan pasar pada Kamis(16/5) lalu.

"Sejak mulai ditempati awal tahun ini memang sepi. Sekarang kami menunggu bagaimana solusi dari pemerintah agar jual beli bisa ramai," ujarnya.