Ekspor Sumbar selama 2018 turun

id ekspor, bps

Ekspor Sumbar selama 2018 turun

Petani menyadap karet. (Antarasumbar/Iggoy el Fitra)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekspor provinsi itu sejak Januari hingga Desember 2018 mencapai 1.595,01 juta dolar Amerika Serikat atau turun 22,05 persen dibandingkan 2017.

"Ekspor Sumbar paling banyak ditujukan ke India dengan peranan 27,51 persen dan Amerika Serikat 24,64 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Selasa.

Ia merinci komoditas yang paling banyak diekspor selama 2018 yaitu lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 1.136 juta dolar AS, karet dan barang dari karet 290,43 juta dolar AS, garam, belerang dan kapur 65,01 juta dolar AS.

Kemudian produk kimia 38,06 juta dolar AS dan bahan nabati 24 juta dolar AS, getah dan damar 0,16 juta dolar AS, ikan dan udang 0,26 juta dolar AS, daging dan ikan olahan 0,16 juta dolar AS dan buah-buahan 0,14 juta dolar AS.

Sukardi menguraikan jenis komoditas yang diekspor mulai dari minyak kelapa sawit, semen putih, klinker, cangkang kelapa sawit, minyak damar, ikan hias, kepiting, teripang, tuna, lobster, pinang, manggis hingga alat musik perkusi.

Sedangkan untuk ekspor nonmigas di Sumbar pada 2018 mencapai 1.547,98 juta dolar AS meliputi industri pengolahan, pertambangan dan pertanian.

Sebaliknya pada 2018 nilai impor Sumbar mencapai 546, 34 juta dolar AS atau naik 22,43 persen dibanding tahun sebelumnya.

Golongan barang impor terbesar pada 2018 yaitu bahan bakar mineral 404,76 juta dolar AS, pupuk 48,85 juta dolar AS, mesin dan peralatan mekanik 28,49 juta dolar AS, kertas 9,24 juta dolar AS dan garam, belerang serta kapur 9,23 juta dolar AS.

Negara pengimpor terbesar pada 2018 adalah Singapura dengan nilai barang 376,66 juta dolar AS, Malaysia 31,82 juta dolar AS, Swedia 5,80 juta dolar AS, Oman 5,79 juta dolar AS dan Mesir 5,73 juta dolar AS, ujar dia.

Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat Ramal Saleh menyampaikan potensi ekspor provinsi itu belum tergarap secara maksimal karena masih terfokus pada komoditas tertentu.

"Saat ini, ekspor kita masih terfokus pada minyak sawit mentah dan karet, seharusnya komoditas lain masih dapat dikembangkan," katanya.

Menurutnya, jumlah ekspor CPO dari Sumbar mencapai 70 persen, sedangkan komoditas karet sebesar 30 persen dari total ekspor.

"Hal ini perlu jadi perhatian karena masih banyak komoditas yang masih dapat dioptimalkan seperti kakao, pinang, dan vanila," katanya.

Ia mengatakan apabila komoditas lain seperti kakao dan pinang dikembangkan sehingga setara dengan jumlah ekspor CPO dan karet akan berdampak luas terhadap perekonomian.(*)