Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat Provinsi Sumatera mengimpor bahan bakar mineral senilai 30,54 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp479 miliar pada Januari 2024.
"Impor bahan bakar mineral mendominasi impor Sumatera Barat pada Januari 2024 sebesar 82,47 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar Sugeng Arianto di Padang, Jumat (1/3).
Selain bahan bakar mineral, komoditas pupuk, bahan kimia organik, bahan kimia anorganik karet dan barang dari karet juga menjadi golongan yang paling dominan diimpor Provinsi Sumbar.
Secara umum, BPS mencatat total impor Provinsi Sumbar pada periode Januari 2024 sebesar 37,04 juta dolar AS atau sekitar Rp582 miliar. Angka itu meningkat 20,87 persen dibanding Desember 2023 yang tercatat senilai 30,64 juta dolar AS atau setara Rp482 miliar.
"Nilai impor yang tercatat di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sumbar ini didominasi golongan bahan baku/penolong," ujar Sugeng.
Selain golongan bahan baku atau penolong, Sugeng mengatakan barang konsumsi dan barang modal juga menjadi dua golongan barang yang cukup banyak diimpor Provinsi Sumbar pada periode Januari 2024.
Total impor Sumbar tersebut paling banyak berasal dari Malaysia dengan nilai Rp480 miliar. Impor asal Negeri Jiran ini memberikan dampak sebesar 82,50 persen dari total impor di Ranah Minang. Lainnya dari Kanada sebesar 11,35 persen, Oman 4,59 persen, China 1,14 persen, dan Singapura 0,25 persen.
Ia menambahkan sebagian besar impor tersebut masuk melalui pelabuhan bongkar Teluk Bayur. BPS juga mencatat aktivitas impor di pelabuhan itu meningkat sebesar 20,86 persen dibandingkan Desember 2023.