Kota Payakumbuh bertekad menjadi Kota Randang

id UKM Randang

Kota Payakumbuh bertekad menjadi Kota Randang

Stand randang Kota payakumbuh. (Antara Sumbar/Syafri Ario)

Payakumbuh, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, bertekad menjadikan kota itu sebagai Kota Randang dan menjadi daerah penghasil randang terbesar di Sumatera Barat.

"Kota Payakumbuh akan menjadi sentra bisnis randang di Indonesia," ujar Kabid Humas Kota Payakumbuh, Irwan Suwandi di Payakumbuh, Jumat.

Ia menyebutkan Kota Payakumbuh bahkan tidak hanya akan memproduksi randang secara manual, tetapi juga akan melakukan pengolahan secara modern agar bisa membuka pasar ke luar negeri.

"Ini penting guna menyelamatkan randang atas klaim hak paten dari negara asing," kata dia.

Saat ini kata dia, Pemkot Payakumbuh sedang mempersiapkan segala kebutuhan yang bisa mendukung teknologi retouch.

Yakni suatu teknologi hasil kerja sama dengan negara Jerman yang dapat menjaga kualitas randang.

"Baik dari kualitas bahan baku, randang yang sudah jadi maupun kemasan secara modern akan bisa diterima oleh dunia internasional," jelasnya.

Nantinya beberapa lokasi di Kota Payakumbuh akan menjadi sentra randang. Baik untuk memproduksi, pengolahan, bisnis, penampungan maupun penyediaan bahan baku dalam jumlah besar.

Irwan Suwandi menuturkan persiapan untuk mengaplikasikan rencana ini sudah hampir selesai.

Pada 2019 teknologi retouch ini sudah tersedia di Payakumbuh, dan di tahun itu juga lokasi yang menjadi sentral randang sudah beroperasi.

“Nantinya teknologi ini bisa menjaga kualitas randang. Bagaimana standardisasi untuk kadar minyak, santan, daging, rempah-rempah maupun lada diatur oleh alat ini, namun sebelum beroperasi Pemkot Payakumbuh sudah bekerja sama dengan Universitas Andalas untuk edukasi masyarakat,” kata dia.

Ia menyampaikan maksud Payakumbuh untuk menjadi Kota Randang bukan berarti randang menjadi milik Payakumbuh, tetapi akan menjadi pusat bisnis randang.

Para pengusaha randang maupun pemerintah bisa bermitra dengan masyarakat yang dibina Pemkot Payakumbuh, mulai dari kemasan, produksi, pengadaan bahan baku, edukasi, sampai penjualan.

Randang yang masuk ke Payakumbuh nantinya akan dikemas dalam ukuran tertentu, dan bentuknya juga akan dimodifikasi sesuai keinginan pasar.

Sehingga randang tidak hanya menjadi objek jual-beli antara pedagang rumah makan kepada konsumen, namun sudah siap untuk diekspor ke negara-negara Timur Tengah, Eropa dan Amerika.

Untuk mendukung suksesnya rencana ini, Diskominfo Payakumbuh juga membuat film pendek berdurasi 15 menit tentang randang serta buku dengan bahasa Arab dan Inggris. Ini dilakukan sebagai media promosi ke negara luar.

Sementara salah seorang tenaga ahli LPPM Universitas Andalas, Yenny Narni menyatakan Payakumbuh memiliki potensi yang besar dalam mengangkat pamor randang lebih tinggi lagi di mata dunia.

Selain memiliki Kampung Randang, kota ini juga memiliki hasil alam yang khas, seperti kelapa dan cabe hasil panen dari ladang maupun sawah di tanah Kota Payakumbuh dengan kualitas sangat baik.

Ini dikarenakan unsur tanah di Kota Payakumbuh sangat bagus untuk pertanian.

“Payakumbuh memiliki potensi bagus dalam randang ini. Ini kota perdagangan dan memiliki geografis sebagai jalur lalu lintas antarwilayah. Bahkan di sini juga ada cabe kopay yang tidak ditemukan di daerah lain,” kata Yenny. (*)