Randang Payakumbuh masuki pasar ekpor dengan masa kontrak 10 tahun ke Jerman

id Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah,ekspor rendang payakumbuh,berita sumbar,ekspor randang

Randang Payakumbuh masuki pasar ekpor dengan masa kontrak 10 tahun ke Jerman

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah bersama Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz saat melepas 15.000 bungkus bumbu rendang yang akan dikirim ke Jerman. (Antara/Akmal Saputra)

Payakumbuh, (ANTARA) - Randang merk Mutiara yang diproduksi di Sentra Rendang Payakumbuh, Sumatera Barat memasuki pasar ekpor ditandai dengan dikirimnya 15.000 bungkus bumbu rendang yang dikirim ke Jerman dengan masa kontrak hingga 10 tahun.

Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz di Payakumbuh, Selasa, mengatakan randang yang diterima untuk diekspor adalah randang yang diproduksi di Sentra IKM Randang Kota Payakumbuh.

"Randang yang diekspor telah memenuhi standar kualitas ekspor dengan mengantongi sertifikasi internasional seperti ISO 22.000, HACCP, NKV, BPOM, dan lain sebagainya," kata dia.

Ia mengatakan 15.000 bungkus Randang merk Mutiara yang diekspor ke Jerman itu dilepas langsung oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi pada Senin (14/2).

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan pengukuhan anggota Koperasi Anak Nagari Minangkabau yang diketuai pemilik Randang Mutiara, Fibrianti Katarina. Erwin Yunaz merupakan Pembina Kedinasan Koperasi Anak Nagari Minangkabau dan Kepala Disnakerperin Wal Asri selaku Penasehat.

Ia mengatakan ekspor perdana Randang di bawah Koperasi Anak Nagari Minangkabau yang mengayomi UMKM Sumatera Barat ini merupakan pertanda baik.

"Ini merupakan pertanda baik untuk produk unggulan Kota Payakumbuh The City of Randang diterima oleh pangsa pasar mancanegara. Jumlah produksinya cukup besar dan akan bertambah terus," katanya.

Menurutnya koperasi Anak Nagari Minangkabau ini hadir untuk pemasaran, wadah membantu UMKM yang sama-sama mencari peluang memasarkan produknya.

"Kita melihat industri di Sumbar yang sudah dapat nama, tapi kita belum melihat marwahnya menjadi penguasa pasar. Ini adalah wujud yang perlu dikawal, pemerintah bekerja mengawal dan merealisasikan ini," ujarnya.

Erwin mengatakan saat ini adalah zamannya berkolaborasi untuk berhadapan dengan orang-orang pelaku usaha yang besar di tingkat nasional dan internasional meskipun saat ini masih banyak UMKM yang mengadu kepada pemerintah.

"Dengan adanya koperasi, sebagai marwahnya orang minang. Banyak produk untuk kita kawal dan pasarkan, Randang salah satunya. Randang adalah produk kecil, tapi bisa menghidupi negeri ini. Mengisi itu perlu kebijakan, harapan kita semoga gubernur dan kepala daerah lainnya di Sumbar bisa mengalokasikan anggaran untuk kemajuan koperasi," ujarnya.

Sementara itu Pemilik Randang Mutiara Fibrianti Katarina mengatakan bahwa yang akan diekspor ke Jerman ini adalah bumbu Randang.

"Kami mempersiapkan segala sesuatunya selama setahun. Alhamdulillah, kontrak kita dengan pihak di Jerman selama 10 tahun, dan produk secara berkala dikirim per tiga bulan," ungkapnya. (*)