Klinik untuk merawat anak autis kurang di Riau

id klinik

Klinik untuk merawat anak autis kurang di Riau

Klinik kesehatan (pixabay.com)

jumlah tersebut masih tidak seimbang dengan para penderita autis yang menurut data sementara berkisar 1400-an anak
Pekanbaru, (Antaranews Sumbar) - Jumlah klinik khusus untuk melayani perawatan anak autis kurang di Riau, kata Kepala Dinas Kesehatan Riua, Mimi Yunizar.

"Memang ada, tapi jumlahnya tidak sebanding dengan penderita autis," ujarnya di Pekanbaru, Rabu.

Ia menambahkan bahwa saat ini terdapat 23 klinik di Provinsi Riau yang memang menyediakan pelayanan untuk merawat anak autis, di mana hampir seluruhnya milik swasta.

Namun, jumlah tersebut masih tidak seimbang dengan para penderita autis yang menurut data sementara berkisar 1400-an anak.

Jumlah tersebut, lanjutnya, masih belum data pasti mengingat sampai saat ini masih terdapat orang tua yang enggan melaporkan kepada Dinas Kesehatan soal kondisi anak mereka.

Hal itu, sebutnya lantaran para orang tua tersebut cenderung untuk menutup-nutupi kondisi anaknya yang menderita autis.

"Ada kemungkinan jumlah tersebut dapat bertambah. Soalnya data yang kita punya baru data sementara," katanya.

Mimi menyayangkan sikap orang tua yang seolah malu dengan kondisi anak mereka. Padahal penyakit autis bukanlah hal yang memalukan, terlebih penyakit itu dapat disembuhkan.

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Riau memang memberikan perhatian khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, salah satunya dengan menyediakan klinik pemeriksaan dan pelayanan terhadap anak-anak autis di Rumah Sakit Jiwa Tampan.

Di rumah sakit itu, katanya, para orang tua anak mendapatkan informasi terkait dengan perawatan serta penanganan terhadap anak autis.

Selain itu, Pemprov Riau juga tengah memproses program khusus yang melibatkan tenaga kesehatan di setiap puskesmas guna mendata jumlah anak penderita autis yang ada di wilayah kerja masing-masing.

Dengan langkah itu, ujarnya nantinya berbagai kebijakan terkait dengan kebutuhan anak autis dapat diambil dan dilaksanakan.

"Autis bukanlah hal yang memalukan. Autis bisa sembuh," tambahnya.(*)