Dongkrak ekspor, ini usulan Kadin Sumbar

id Kadin Sumbar,Ramal Saleh

Dongkrak ekspor, ini usulan Kadin Sumbar

Ketua Kadin Sumbar Ramal Saleh. (Antara Sumbar/dokumen pribadi)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumatera Barat mengusulkan pembentukan tim terpadu peningkatan ekspor terdiri atas berbagai pemangku kepentingan untuk membuat kajian khusus agar ekspor daerah itu terus berkembang.

"Saya termasuk yakin dan percaya salah satu upaya meningkatkan perekonomian Sumbar adalah dengan meningkatkan ekspor untuk itu perlu dibuat tim khusus untuk menanganinya," kata Ketua Kadin Sumbar Ramal Saleh di Padang, Jumat.

Menurutnya tim tersebut terdiri atas pemerintah, dunia usaha untuk membuat konsep besar ekspor Sumbar empat hingga lima tahun ke depan.

"Jadi kalau sekarang ekspor Sumbar masih 1,9 miliar dolar Amerika Serikat lima tahun lagi naik menjadi 5 miliar dolar AS," kata dia.

Menurutnya untuk bisa mewujudkan target tersebut tim membangun sinergi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan ekspor.

Saat ini komoditas utama ekspor Sumbar baru dua yaitu karet dan minyak sawit, padahal ada komoditas lain yang juga potensial seperti gambir, pinang, kayu manis, katanya.

Selain itu ia berharap ke depan ekspor Sumbar tidak hanya dalam bentuk bahan mentah namun diolah menjadi produk sehingga nilainya jauh lebih tinggi.

Sementara Bank Indonesia perwakilan Sumbar menilai butuh sinergi seluruh pihak untuk meningkatkan ekspor Sumatera Barat apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi dunia meningkat serta harga sejumlah komoditas strategis juga membaik.

"Ini satu momentum yang bagus bersinergi menggarap ekspor, pada 2017 masih rendah hanya 1,9 dolar Amerika Serikat dan itu sebagian besar masih didominasi oleh minyak sawit dan karet, kata Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono.

Menurutnya ekspor Sumbar masih rentan karena hanya bergantung pada dua komoditas yaitu minyak sawit dan karet dan ke depan perlu dilakukan diversifikasi agar lebih luas.

Ia juga melihat untuk sawit juga perlu dilakukan penanaman ulang karena banyak yang sudah tua sehingga produksinya turun serta terbatasnya lahan.

"Termasuk industri hilir sawit kurang mendukung, sekarang yang ada baru CPO, seharusnya juga dibangun yang lain agar ada nilai tambah," kata dia.

Sementara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menilai selain sawit dan karet ada sejumlah komoditas lain yang juga potensial untuk diekspor.

"Kopi mulai mendunia, gambir juga, termasuk perikanan," kata dia.

Ia mengatakan ekspor Sumbar tiap tahun terus meningkat tapi pada sisi lain belum berbanding lurus dengan kesejahteraan petani.

Jadi ada dampak terhadap kemampuan daya beli dan tingkat kesejahteraan petani, ujarnya.