Beras asli Pesisir Selatan "rajo pasisie" segera meluncur ke pasaran

id beras

Beras asli Pesisir Selatan "rajo pasisie" segera meluncur ke pasaran

Pedagang beras di Pasar Raya Padang melayani pembeli, Senin (15/1). (Antara Sumbar/Fathul Abdi)

Semenjak bupati mewacanakan beras "Rajo Pasisie" kami intens melakukan persiapan dan rapat terakhir merek dagang itu diluncurkan pada pertengahan 2018,
Painan, (Antaranews Sumbar) - Pejabat Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat menyebutkan beras "Rajo Pasisie" sebagai merek dagang beras asal daerah setempat diluncurkan pada pertengahan 2018.

"Semenjak bupati mewacanakan beras "Rajo Pasisie" kami intens melakukan persiapan dan rapat terakhir merek dagang itu diluncurkan pada pertengahan 2018," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan setempat, Jumsu Trisno di Painan, Sabtu.

Ia menambahkan izin merek akan diurus Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian, sementara promosi oleh Dinas Pangan dan pihaknya menyiapkan sawah tempat padi yang akan menghasilkan beras "Rajo Pasisia" ditanam.

Menurutnya, setelah diluncurkan "Rajo Pasisia" akan terlebih dahulu dipopulerkan ke masyarakat setempat seterusnya baru keluar daerah.

"Dengan populasi penduduk lebih dari 500 ribu jiwa tentu saja masyarakat Pesisir Selatan menjadi pasar yang potensial," katanya.

Sebelumnya, Bupati setempat, Hendrajoni mengatakan, selain sebagai upaya mendongkrak popularitas beras produksi petani daerah itu, peluncuran tersebut juga dimaksud untuk meningkatkan harganya.

"Dikemas dan tidak dikemas tentu harganya berbeda sehingga bukan tidak mungkin hal ini telah dimanfaatkan oleh kalangan tertentu meraup untung berkali-kali lipat dengan melabeli beras yang dibeli dari petani Pesisir Selatan," katanya.

Ia menyebutkan, terdapat varietas padi unggulan dari daerah setempat yang menghasilkan beras-beras nikmat disantap seperti Bawan, Si Sokan, Sarai Sarumpun, Anak Daro, dan lainnya.

"Sekarang tinggal pengemasannya, jika itu dilaksanakan maka beras dari Pesisir Selatan akan dikenal dan tentu sejalan dengan harganya yang melejit," katanya lagi.

Pada 2017 kabupaten setempat memproduksi beras lebih kurang 377 ribu ton, sementara kebutuhan masyarakat hanya pada kisaran 49.000 ton per tahun.

"Jika ini dimanfaatkan tentu saja akan berdampak signifikan terhadap perekonomian petani," katanya lagi.