Puskesmas Lubuk Buaya Layani Rawat Inap Peserta JKN-KIS

id BPJS KESEHATAN

Puskesmas Lubuk Buaya Layani Rawat Inap Peserta JKN-KIS

Alur pelayanan di Puskesmas Lubuk Buaya Padang.

Padang, (Antara Sumbar) - Kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi salah satu faktor penting mengapa pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) harus dikuatkan.

Hal itu bertujuan agar puskesmas, klinik dan dokter praktik perorangan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan khususnya dalam hal promotif dan preventif.

Terlebih sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, ada 155 penyakit yang harus ditangani dan diselesaikan di FKTP.

Terlambat buka di pagi hari dan terlalu cepat tutup sebelum sore tidak lagi menjadi hal yang melekat pada FKTP, kini semua pandangan miring terhadap pelayanan Puskesmas berhasil ditepis oleh Puskesmas Lubuk Buaya Padang, Kota Padang karena mampu memberikan pelayanan yang prima bagi pasien khususnya peserta JKN-KIS.

Salah seorang warga peserta JKN - KIS Adriwati yang merupakan warga Koto Tangah menceritakan pengalamannya saat harus menjalani perawatan di Puskesmas Lubuk Buaya ketika menderita sakit tifus.

Saat itu ia baru saja berduka ditinggal pergi oleh suami tercinta sehingga kondisi kesehatannya menurun. Karena badannya demam cukup tinggi Akhirnya Adriwati dibawa oleh anaknya ke Puskesmas Lubuk Buaya.

Tiba di layanan IGD ternyata dokter memutuskan harus dirawat karena kondisi tubuhnya yang kian lemah.

"Dokter di sini enak, ramah-ramah, apalagi ketika sakit saya baru ditinggal suami, mereka terus memotivasi dan menguatkan saya," kata dia.

Adriwati merasakan betul ketika sakit, keramahan dokter merupakan sebagian dari obat dan saat dirawat ia merasa diperlakukan amat baik di Puskesmas Lubuk Buaya. Ketika itu ia harus menjalani perawatan selama enam hari dan merasakan pelayanan yang diberikan tenaga medis cukup baik dan memuaskan.

"Para dokternya, perawatnya apalagi waktu itu saya butuh perhatian selain obat, mereka itu seperti keluarga saja selama saya dirawat" katanya.

Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat Adriwati tidak dikenakan biaya sepeser pun saat harus dirawat karena semua biaya pengobatan telah ditanggung.

Sementara Kepala Puskesmas Lubuk Buaya dr. Dessy M. Siddiq mengatakan pihaknya terus melakukan pembenahan agar pasien yang berobat maupun rawat inap terlayani dengan baik.

Menurutnya pasien lebih senang dirawat di Puskesmas karena lebih dekat dengan keluarga sehingga akses lebih dekat.

"Kami juga tidak membedakan pasien yang menjadi peserta JKN-KIS dengan pasien umum, semua diperlakukan sama," ujarnya.

Menurut dia pada dasarnya semua pasien memiliki hak sama dan yang membedakan hanya pembayaran satu ditanggung oleh BPJS Kesehatan satu lagi biaya sendiri.

Ia memastikan semua pasien dilayani dengan baik dan untuk peserta JKN-KIS tidak dikenakan biaya sepeser pun.

Selama ini yang jadi kendala adalah ketersediaan obat, tapi kami melakukan realokasi dari puskesmas lain,kalau stok obat kosong dipinjam dulu dari tempat lain," katanya.

Ia mengatakan saat ini Puskesmas Lubuk Buaya selain melayani rawat jalan juga ada poliklinik umum, anak, lansia, ibu hamil, layanan terintegrasi HIV dan akupresur atau pijat refleksi.

"Kami juga punya layanan IGD 24 jam dan untuk rawat inap ada empat tempat tidur serta dua tempat tidur untuk bersalin," katanya.

Ia menyebutkan sehari-hari lebih banyak pasien JKN-KIS yang berobat ke Puskesmas dibandingkan pasien umum. Perbandingannya dalam sebulan ada 4.500 pasien yang berobat, sekitar 3.000 pasien merupakan peserta JKN-KIS, ujarnya.

Dessy menilai dengan adanya JKN-KIS terjadi peningkatan kunjungan ke Puskesmas Lubuk Buaya. Kalau dulu rata-rata per hari 150 kunjungan sekarang sampai 200 orang. Dengan adanya peningkatan pasien otomatis pihak Puskesmas menyiapkan fasilitas penunjang agar pasien lebih nyaman.

"Kami tambah loket pendaftaran, di poliklinik juga diperluas dan dokter tenaga ditambah," ujarnya.

Saat ini Puskesmas Lubuk Buaya memiliki empat dokter umum, tiga dokter gigi, 17 bidan dan 15 perawat.

Untuk ruangan perawatan semua sudah lengkap dan saat ini yang belum ada ruang khusus pencegahan infeksi, laundry terpisah serta dapur.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga medis pihaknya rutin mengirim SDM untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan hingga Dinas Kesehatan. Kemudian untuk program unggulan dilakukan klub prolanis diintegrasikan dengan akupresur.

"Saat ini ada 10 klub prolanis dengan peserta sekitar 200 orang," katanya.

Ke depan ia berencana memaksimalkan rawat inap dan karena kunjungan makin banyak jam layanan akan diperpanjang.

"Biasanya dari pukul 07.30 WIB sampai 14.30 WIB rencana diperpanjang sampai jam 18.00 WIB," katanya