Jakarta (ANTARA) - Berpuasa di bulan Ramadan merupakan ibadah mulia umat muslim karena berlimpah keutamaan, di antaranya pahala ibadah yang berlipat ganda. Terdapat beberapa hal yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum.
Hal ini menjadi pertimbangan masyarakat untuk pergi memeriksakan atau melakukan perawatan gigi pada saat berpuasa, karena takut membatalkan puasa mereka. Kondisi ini menjadi kekhawatiran praktisi kesehatan terkait potensi penurunan kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat akibat menunda kunjungan ke dokter gigi di bulan Ramadan.
Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Sumatera Utara (USU) drg. Siti Salmiah Sp.KGA.Subsp.KKA(K) mengungkapkan, kondisi kunjungan pasien gigi umum di RSGM USU memang mengalami penurunan saat memasuki Ramadan.
“Biasanya orang mau puasa memeriksa dulu gigi dan mulutnya agar puasanya nanti nyaman, jadi sebelum Ramadan meningkat kunjungan pasiennya. Namun ketika masuk bulan Ramadan, betul ada penurunan kunjungan pasien gigi umum di RSGM USU karena sepertinya masyarakat menunda kunjungan saat puasa,”ucapnya.
Padahal, semestinya jika memang terjadi kondisi khusus atau waktunya melakukan pemeriksaan gigi meskipun saat Ramadan, sebaiknya tetap dilakukan.
“Meskipun berpuasa dengan kondisi gigi dan mulut yang sehat sekalipun, namun akan tetap agak bau mulut karena faktor pencernaan yang kosong. Apalagi jika kita berpuasa dengan kondisi sedang sakit gigi atau mulut, halitosis atau bau mulutnya meningkat 2 kali lipat. Jadi, sebaiknya tetap memeriksakan gigi dan mulut secara rutin meskipun sedang berpuasa,” kata drg. Siti.
Kondisi ini diperkuat oleh data dari Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) yang menerangkan, telah terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di sejumlah Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas di berbagai kota selama bulan Ramadan.
Sebagai contoh, di RSGM FKG Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, persentase kunjungan pasien menurun hingga 20%, di RSGM FKG Universitas Padjadjaran, Bandung, sebanyak 35%, bahkan di RSGM FKG Universitas Sumatera Utara, Medan, mencapai hingga 50%.
Kehawatiran ini rupanya turut menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung yang kemudian merilis fatwa yang menyatakan bahwa melakukan perawatan gigi dan mulut di bulan Ramadan tidak membatalkan ibadah orang yang sedang berpuasa.
Seperti tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung Nomor: 250/E/MUI-KB/V/2018 mengenai Tindakan Kedokteran Gigi, sejumlah tindakan seperti antara lain, pembersihan karang gigi, pencabutan maupun penambalan gigi, hukumnya tidak membatalkan puasa. Fatwa ini sendiri keluar setelah Persatuan Dokter Gigi Indonesia Kota Bandung meminta fatwa MUI Kota Bandung terkait hukum dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut saat berpuasa Ramadan.
Fatwa tersebut dijelaskan oleh Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, SE., MSi., Ph.D, Da'i Nasional bersertifikasi MUI & Kemenag RI yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan begitu banyak karunia pada manusia. Sehingga menjadi tanggung jawab kita untuk merawat pemberian Allah, termasuk gigi kita. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang senantiasa bersiwak setiap berwudhu, meski sedang berpuasa. Selain itu, seorang muslim wajib mengutamakan kemaslahatan dirinya, tidak terkecuali perihal gigi. Diriwayatkan salah satu Imam Madzhab seperti Imam Maliki bahwa puasa makruh bagi orang dengan uzur untuk segera mengobati sakit gigi guna menghindari kemudharatan lain seperti timbul penyakit baru, penyakit bertambah parah, atau menderita sakit luar biasa.”
Mengingat pentingnya perawatan dan pemeriksaan gigi dan mulut, maka masyarakat sangat dianjurkan untuk selalu melakukan perawatan rutin dan segera memeriksakan kondisi gigi dan mulut jika diperlukan, meskipun tengah berpuasa Ramadan.
“Jangan menjadikan puasa sebagai halangan merawat kesehatan gigi, justru bersemangatlah memastikan gigi dan mulut tetap sehat agar dapat memaksimalkan fokus ketika menjalankan segala amal ibadah Ramadan yang hanya setahun sekali, dan kita pun dapat bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat dengan nyaman,” kata Ustaz Zulkarnain.
Siti Salmiah lantas memaparkan sejumlah langkah yang dapat membantu mengurangi permasalahan gigi dan mulut saat berpuasa. Pertama, jangan tunda ke dokter gigi kalau memang ada masalah gigi dan mulut agar tidak berlarut penyakitnya.
“Lalu, untuk perawatan secara rutin saat berpuasa, setelah sahur tunggu setengah jam, lalu sikat gigi. Malam pun demikian, sebelum tidur, menyikat gigi. Lantas, berkumur setiap setelah makan. Jaga keseimbangan nutrisi makanan antara sayuran, protein, karbohidrat dan buah karena akan lebih menyehatkan tubuh secara keseluruhan. Terakhir, jangan lupa menyikat gigi yang benar ke seluruh permukaan gigi agar gigi bersih sempurna. Insya Allah akan lebih terjaga kesehatan gigi dan mulutnya saat berpuasa.”
Penjelasan dari pakar kesehatan dan juga tokoh agama tersebut sejalan dengan misi Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent dalam mendukung edukasi serta perawatan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia mengungkapkan, Pepsodent terus melanjutkan kampanye “Senyum Sehat Indonesia” untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut 2 juta anak sekolah dan santri di Indonesia.
“Perawatan gigi dan mulut harus senantiasa dilakukan secara rutin, termasuk saat sedang beribadah puasa di bulan Ramadan. Untuk itu melalui Program Senyum Sehat Indonesia, Pepsodent terus mengadakan kegiatan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut serta Pelatihan Sikat Gigi Bersama, termasuk di bulan Ramadan ini, di berbagai pesantren di berbagai kota di Indonesia.”
Hingga kini, sebanyak 10.000 santri telah menerima manfaat positif melalui kampanye “Senyum Sehat Indonesia”. “Dengan dukungan 65 PDGI cabang, 30 FKG serta RSGM di seluruh Indonesia, kami mengharapkan untuk menjangkau lebih dari 50.000 santri di 100 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” papar drg. Mirah seraya menutup penjelasannya.*
Berita Terkait
Nurhayati : Program JKN sangat bermanfaat dan sangatmembantu
Kamis, 5 Desember 2024 13:50 Wib
Firman Wahyudi : Puas bersama BPJS Kesehatan
Kamis, 5 Desember 2024 13:43 Wib
BPJS Kesehatan Cabang Padang sediakan BPSJ Online untuk konsultasi dari peserta JKN
Kamis, 5 Desember 2024 13:41 Wib
Dokter berikan kiat jaga daya tahan tubuh di musim pancaroba
Kamis, 5 Desember 2024 9:19 Wib
Lucia Devina: Sepuluh Poin untuk BPJS Kesehatan
Rabu, 4 Desember 2024 12:45 Wib
Merasa terbantu dengan adanya Program JKN Kesehatan yang berguna bagi anggota keluarga
Rabu, 4 Desember 2024 12:41 Wib
Solok Selatan imbau masyarakat skrining kesehatan lebih dini
Rabu, 4 Desember 2024 11:04 Wib
Dinkes Kota Solok bentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
Selasa, 3 Desember 2024 19:43 Wib