Buka Bali Democracy Forum Ke-10, Wapres Tekankan Demokrasi Dinamis

id JUSUF KALLA

Buka Bali Democracy Forum Ke-10, Wapres Tekankan Demokrasi Dinamis

Wapres Jusuf Kalla. (ANTARA FOTO/AACC2015/Fanny Octavianus)

Banten, (Antara Sumbar) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Forum Demokrasi Bali atau Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 dengan menekankan nilai demokrasi yang semestinya dinamis dan sesuai dengan kondisi masing-masing negara.

"Demokrasi itu dinamis, tidak boleh satu, menjadi all size dilakukan satu cara, tidak begitu! Harus sesuai dengan kondisi masing-masing," kata Wapres di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, Banten, Kamis (7/12).

Wapres Jusuf Kalla juga menyampaikan sejak penyelenggaraan BDF pertama pada 2008 hingga ke-10 di 2017, forum tersebut selalu memberikan manfaat bagi perkembangan demokrasi karena pandangan-pandangan dari berbagai negara tersampaikan.

"Selalu penting, 'kan pandangan-pandangan dunia tersampaikan dan 'Bali Forum' itu bukan hanya di Bali, kemarin diadakan di Tunis, jadi ini untuk selalu mengingatkan bahwa cara yang terbaik itu, paling kurang masalah-masalahnya ialah cara demokrasi, tapi betul-betul harus terbuka," kata dia.

BDF Bagian Tunis diselenggarakan pada 2 Oktober 2017 sebagai langkah pengarusutamaan demokrasi di kawasan Afrika Utara. Pada pelaksanaan BDF ke-10, Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui akan menyampaikan laporan penyelenggaraan BDF Chapter Tunis.

BDF ke-10 mengambil tema "Does Democracy Deliver?" atau "Apakah Demokrasi Tersampaikan?" dan diikuti 100 delegasi, termasuk Indonesia dan tujuh organisasi internasional.

Dari 100 delegasi tersebut, terdapat satu kepala negara, yakni Presiden Nauru Baron Divavesi Waqa, 14 menteri, dan 11 wakil menteri, sisanya adalah direktur jenderal dan pejabat senior lainnya.

Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Cecep Herawan, tema tersebut sesuai dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla bahwa demokrasi merupakan proses yang dinamis dan tidak final.

"Tidak ada demokrasi yang dinilai paling baik, kita sama-sama belajar melalui forum ini," kata dia.

Cecep menambahkan BDF ke-10 memiliki konsep berbeda dari forum-forum sebelumnya dengan adanya forum pemuda demokrasi Bali atau "Bali Youth Democracy Forum" dan format diskusi panel antardelegasi. (*)