Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat kinerja ekspor propinsi itu pada triwulan I 2017 naik signifikan yang mampu tumbuh signifikan 21,19 persen dibandingkan triwulan IV 2016 yang hanya tumbuh minus 4,9 persen.
"Kinerja ekspor luar negeri Sumbar menunjukkan perbaikan signifikan seiring dengan perbaikan permintaan dari negara mitra dagang dan peningkatan harga internasional komoditas utama ekspor," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Puji Atmoko di Padang, Selasa dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar triwulan I 2017.
Ia menilai peningkatan permintaan ke negara mitra dagang didorong oleh pemulihan ekonomi negara tersebut serta berkurangnya produksi kompetitor negara lain.
Hal ini terkonfirmasi dari hasil liaison kontak perusahaan industri olahan CPO yang menunjukkan permintaan ekspor kontak industri olahan meningkat, karena membaiknya pasokan bahan baku dalam negeri di tengah pasokan negara pesaing yang menurun, katanya.
Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun dari perusahaan industri karet menyebutkan bahwa hingga awal 2017, kinerja produksi karet dan ekspornya terus membaik imbas dari perbaikan harga karet.
Sementara laju pertumbuhan ekspor antar daerah Sumbar menunjukan penurunan dari 11,03 persen pada triwulan IV 2016 menjadi 4,17 persen pada triwulan I 2017.
Penurunan ekspor antar daerah dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pertanian dari provinsi tetangga seperti Riau yang tercermin dari akselerasi pertumbuhan lapangan usaha pertanian Riau, ujar dia.
Pada sisi lain impor luar negeri Sumatera Barat juga tumbuh positif pada triwulan I 2017 setelah selama enam triwulan berturut-turut sejak triwulan III 2015 mengalami kontraksi.
Peningkatan impor luar negeri diindikasikan terjadi akibat meningkatnya meningkatnya impor bahan baku terutama limbah dari industri makanan seperti konsentrat pakan ternak yang selama ini menjadi komoditas utama impor Sumatera Barat, katanya.
Meningkatnya impor pakan ternak juga menandakan adanya peningkatan kebutuhan ternak khususnya sapi terkait dengan kebijakan pemerintah dalam pengembangan pembibitan sapi ternak, lanjut dia.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat ekspor provinsi itu pada April 2017 mencapai 221,84 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 23,32 persen dibandingkan Maret 2017 yang hanya 179,89 juta dolar AS.
"Golongan barang paling banyak diekspor pada April 2017 adalah lemak dan minyak hewan senilai 131,19 juta dolar AS, karet dan barang dari karet sebesar 52,57 juta dolar AS, dan kopi, teh, rempah-rempah 4,16 juta dolar AS," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi.
Menurut dia kenaikan ekspor nonmigas April 2017 jika dibandingkan Maret 2017 terjadi ke negara tujuan yaitu India naik sebesar 56,10 persen, Amerika Serikat 34,08 persen dan Malaysia 29,43 persen.
Sementara itu ekspor ke beberapa negara lain mengalami penurunan yaitu Singapura turun 5,31 persen dan Tiongkok 27,83 persen. (*)
Berita Terkait
Gubernur: Ruas tol Padang-Sicincin tuntas Juli 2024
Sabtu, 27 April 2024 19:29 Wib
Pemkot Pariaman catat PAD parkir Libur Lebaran Rp51,6 juta
Sabtu, 27 April 2024 18:30 Wib
Pariaman wacanakan tampilkan hiburan di empat objek wisata berbayar saat lebaran
Sabtu, 27 April 2024 18:28 Wib
42 peserta ikuti evaluasi existing pembentukan Panwaslu Kecamatan di Agam
Sabtu, 27 April 2024 15:03 Wib
16 club Sumbar ikuti turnamen SR Cup II 2024
Sabtu, 27 April 2024 13:02 Wib
Polres Agam rekayasa lalulintas sistem buka tutup jalan provinsi Lubuk Basung-Bukittinggi
Sabtu, 27 April 2024 13:00 Wib
Kepala Pengadilan Tinggi Padang resmikan lapangan badminton Pengadilan Negeri Batusangkar
Jumat, 26 April 2024 19:36 Wib
Kemenkeu catat penerimaan pajak di Sumbar capai Rp1,19 triliun
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib