BMKG : Fenomena Equinox Tidak Perlu Dikhawatirkan

id BMKG

BMKG : Fenomena Equinox Tidak Perlu Dikhawatirkan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap fenomena equinox yaitu saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa karena hal itu rutin terjadi dua kali setahun pada Maret dan September.

"Terkait adanya isu yang menyatakan suhu meningkat hingga 40 derajat Celcius itu tidak benar, memang ada peningkatan suhu namun maksimal hanya sekitar 32 derajat Celcius hingga 36 derajat Celcius," kata Kepala Stasiun Koordinator BMKG Sumatera Barat, Rahmat Triyono di Padang, Rabu.

Ia menjelaskan Equinox merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat diatas garis khatulistiwa sehingga pada saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif hampir sama, termasuk pada wilayah subtropis di bagian Utara maupun Selatan.

Fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, karena equinox bukan merupakan fenomena seperti "heatwave" yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama, ujarnya.

Ia mengakui salah satu dampak yang kerap kali muncul saat terjadi fenomena equinox adalah terjadinya peningkatan suhu udara hingga 32-36 derajat Celcius karena meningkatnya tingkat penguapan.

Selain itu menambahkan secara kecuacaan dampak ekuinox akan meningkatkan suhu maksimal pada siang hari namun peningkatan yg terjadi tidak signifikan karena dari data lima tahun terakhir berkisar 31-32 derajat Celcius pada pukul 12.00 hingga 14.00 WIB.

Sementara kepala Seksi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiaji menyampaikan potensi penguapan di wilayah perairan Sumatera Barat akan meningkat sehingga hal ini berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan terutama di pesisir pantai, kata dia.

Ia menyebutkan potensi awal adalah berpotensi terjadinya hujan hujan sedang hingga lebat pada tanggal 20-23 Maret 2017 terutama di Sumatera Barat bagian Barat dan bagian tengah.

Hal ini juga didukung dari data hujan lima tahun terakhir pada tgl 20-23 Maret, rata-rata curah hujan pada tanggal tersebut diatas 50 milimeter, katanya.

Ia menambahkan curah hujan tinggi diatas bisa saja memicu bencana namun perlu dilihat faktor lain seperti pasang air laut. (*)