Polisi Masih Dalami Keterlibatan Antarkelompok Teroris

id Teroris, Antarkelompok, Polri

Jakarta, (AntaraSumbar) - Polisi saat ini sedang mendalami keterlibatan antarjaringan kelompok teroris pascapenangkapan anggota kelompok teroris di berbagai wilayah Indonesia.

"Kami masih selidiki keterlibatan masing-masing, karena kemungkinan bisa berkaitan. Banyak kaitan seperti kelompok teroris bom Thamrin, penemuan senjata api ataukah kelompok Santoso di Palu," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan, di Jakarta, Selasa.

Irjen Pol Anton ketika menjelaskan di Mabes Polri, juga menyampaikan bahwa ada dugaan pelatihan teroris bersama-sama antarkelompok.

"Masalah pelatihan bersama, masih kami dalami. Apakah dalam kelompok yang ada pelatihan di Aceh atau tidak," katanya.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Agus Rianto menyebutkan sebanyak 40-an orang terduga teroris telah ditangkap terkait dengan jaringan teroris melakukan peledakan di kawasan Sarinah/Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Setelah peristiwa Thamrin tersebut sekitar lebih dari 35, dengan detail sudah 33 ditangkap dan tambahan lima orang, ya setidaknya ada mendekati 40-an lah terduga teroris yang ditangkap," kata Brigjen Pol Agus Rianto di Mabes Polri.

Ia menjelaskan tidak semua orang yang ditangkap terkait dengan kasus bom Thamrin, tetapi ada beberapa orang terkait dengan kasus teroris di wilayah lain.

Hingga saat ini masih dilakukan pendalaman jaringan keterlibatan teroris.

Agus Rianto juga mengatakan sebelum mencapai 30 orang terduga teroris ditangkap, pihak kepolisian sudah memisahkan mereka yang terkait masalah senjata api di LP Tangerang.

"Kami pisahkan hanya 10 orang, yang sementara terkait peristiwa bom Thamrin. Tapi setelah kami lakukan penangkapan terus, jumlah pastinya akan dilakukan penelitian lebih lanjut," katanya.

Setelah itu, diamankan lagi terduga teroris di wilayah Tangerang. Kesemuanya sedang diperdalam kaitan dan kasus keterlibatannya.

Beberapa kemungkinan jaringan kelompok teroris adalah terkait dengan kasus teror bom di Thamrin, Jakarta Pusat, pada 2015 dan bom Cimanggis tahun 2005. (*)