Padang, (Antara) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat, menyatakan penyebaran virus zika belum ditemukan di Indonesia, namun perlu wawasan dan pencegahan agar tidak terjangkit, terutama pada wanita hamil karena bisa menyebabkan mikrosefali.
"Gejalanya tidak separah demam berdarah, namun jika mengenai wanita hamil dapat menularkan virus itu pada janinnya yang berisiko bayi lahir dengan kepala kecil," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinkes Sumbar, Irene di Padang, Jumat.
Ia mengatakan setiap orang berisiko terjangkit virus zika, namun untuk ibu hamil penyebarannya dapat terdeteksi dari serum dengan pemeriksaan khusus RT-PCR pada minggu pertama adanya gejala demam.
Satu dari lima orang yang terinfeksi virus zika biasanya menunjukkan gejala seperti demam, kulit bintik merah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit kepala serta daya tahan tubuhnya lemah.
"Gelaja itu menyebabkan kesakitan tingkat sedang selama dua hingga tujuh hari. Untuk yang punya daya tahan tubuh baik, biasanya proses pemulihan tujuh hingga 12 hari," jelasnya.
Ia menjelaskan virus zika sebenarnya ditularkan melalui nyamuk yang sama dengan penular demam berdarah yakni aedes sehingga pencegahan yang paling efektif ialah menjaga kebersihan lingkungan.
Pencegahan yang paling efektif sampai saat ini ialah dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3 M plus yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan tersebut dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, perlu dilakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat setempat melalui gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik.
"Setiap orang harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup sehat dan bersih, diet seimbang dan aktivitas fisik rutin," ujarnya.
Ia menegaskan untuk wanita hamil perlu perlindungan ekstra di antaranya memakai baju menutup sebagian besar kulit dan menghindari pemakaian wewangian yang menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.
Sementara Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan virus zika harus disikapi dengan serius sebelum terlambat kendati belum menjadi wabah di Indonesia.
Terkait temuan virus zika di Indonesia, ia mengatakan data temuan virus di Bengkulu pada 2015 itu belum valid dan presiden tidak akan mengambil keputusan tanpa mendengar dan membaca data dari Kementerian Kesehatan.
"Virus ini tidak terlalu berbahaya sebagaimana demam berdarah yang bisa menyebabkan kematian," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Kasus Infeksi Zika Vietnam Meningkat Dua Kali Lipat
Kamis, 3 November 2016 7:24 Wib
Enam Orang Terjangkit Zika di Malaysia
Kamis, 15 September 2016 9:54 Wib
Kemenkes Ajak Masyarakat Cegah Penyakit Zika
Senin, 12 September 2016 12:51 Wib
Dinkes: Cegah Penyebaran Virus Zika dengan PSN
Rabu, 7 September 2016 21:24 Wib
Dinkes Sumbar Tingkatkan Pengawasan Virus Zika
Rabu, 7 September 2016 17:36 Wib
Pesisir Selatan Imbau Warga Waspadai Virus Zika
Selasa, 6 September 2016 19:32 Wib
Virus Zika Singapura Pukul Pariwisata Batam
Senin, 5 September 2016 16:30 Wib
Komisi IX Desak Kemenkes Teliti Virus Zika
Senin, 5 September 2016 10:04 Wib