Nusron Jadi Khatib Shalat Id di Korsel

id Nusron

Jakarta, (Antara) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid menjadi khatib shalat Idul Fitri 1436 Hijriah di Idong Horin Gangnaru Gongwon Park, Gwangyoksi, Dalseong-gun, Daegu, Korea Selatan, Jumat, yang diikuti jamaah dari TKI.

Keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan shalat Idul Fitri dimulai sekitar pukul 09.00 waktu setempat, sedangkan bertindak sebagai imam adalah Ustad Ali Mahmudi.

"TKI sudah menjadi keluarga besar saya. Jadi saya mudiknya ya ke tempat TKI, harus suka dan duka bersama mereka," kata Nusron.

Shalat digelar beralaskan karpet terpal yang disambung-sambung. TKI dari berbagai penjuru Daegu sudah mulai berdatangan, bahkan sebelum pukul 07.00 pagi. Bertindak sebagi panitia shalat Id, yaitu Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia Daegu.

Hadir pula dalam pelaksanaan shalat Id di Daegu, yaitu Wakil Duta Besar Indonesia untuk Korea Cecep Herawan dan Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Hariyadi Agah.

Pada kesempatan itu, Nusron berpesan kepada jamaah untuk tetap menjalani kehidupan di jalan kebaikan.

"Jangan sampai kita masuk bulan Syawal kita kembali terjerembab. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu sendiri agar tidak melakukan hal terlarang dan merugikan orang lain," katanya.

Nusron juga meminta sesama TKI muslim untuk saling menghargai dan mencintai.

"Apalagi sama-sama jauh dari Tanah Air dan jauh dari keluarga," katanya.

Oleh karena itu, Nusron mengajak jamaah shalat Id yang ribuan di antaranya adalah TKI itu, untuk saling mencintai, menjaga, dan mengingatkan antarsesama.

"Saling melengkapi dan memberi jika ada kekurangan," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu.

Selain di tempat tersebut, shalat Id juga digelar di simpul-simpul komunitas TKI di seluruh Korea Selatan.

Nusron Wahid usai shalat Id melanjutkan halalbihalal dan dialog dengan TKI, ramah-tamah, dan "curhat" berbagai masalah, terutama mengenai jaminan pekerjaan bagi yang "overstayer" agar ada jaminan pekerjaan kalau pulang ke Indonesia. (*)