Nusron Wahid Ajak Kampus Perangi Perdagangan Manusia

id Nusron Wahid

Jakarta, (Antara) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengajak kalangan kampus ikut memerangi perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur, salah satunya dengan melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) tematik.

"KKN tematik ini pun guna mengatasi calo TKI. Melalui KKN tematik ini, mahasiswa diturunkan ke desa untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat terkait tenaga kerja. Tanpa itu, masalah TKI tidak bisa diatasi. Mahasiswa dilibatkan karena merupakan kaum intelek dan bisa masuk ke kalangan mana saja," kata Nusron Wahid dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Nusron yang memberikan kuliah umum kepada sekitar 1.000 mahasiswa Universitas PGRI NTT, di Aula El Tari, Kupang, Senin (18/5), mengatakan, jika ekonomi di NTT tidak berubah, berarti kaum inteleknya asyik sendiri. Padahal, kaum intelek dibutuhkan untuk berbaur dan menjadi pelopor bagi masyarakat.

Ajakan Nusron kepada kampus agar terlibat dalam upaya memerangi praktik perdagangan orang karena memang hal itu masih menjadi salah satu permasalahan serius, khususnya di NTT.

Ia menjelaskan, total angkatan kerja (penduduk usia produktif) Indonesia kini mencapai 176 juta orang dari total 248 juta jiwa penduduk Indonesia. Sedangkan angkatan kerja baru setiap tahun mencapai 2,9 juta jiwa. Dari jumlah angkatan kerja itu, 68 persen adalah lulusan SD dan SMP, 6,3 persen diploma, dan hanya 3,8 persen yang sarjana.

Dari 68 persen angkatan kerja tamatan SD dan SMP itu, salah satu yang paling besar adalah di NTT. Artinya, belum banyak kaum intelektual dan terdidik di NTT, sehingga di NTT sering terjadi kasus perdagangan manusia.

Oleh karena itu, kehadiran mahasiswa penting untuk memberikan edukasi langsung ke masyarakat di desa-desa melalui program KKN Tematik.

Nusron menambahkan, risiko dari meningkatnya pengangguran di suatu daerah adalah terjadinya migrasi ke kota. Jika migrasi ke kota sudah tidak memungkinkan, yang terjadi adalah migrasi ke luar negeri dengan menjadi TKI.

"Ini yang terjadi di NTT. Banyak tenaga kerja bermasalah di luar negeri salah satu yang terbanyak berasal dari NTT," paparnya. (*)