DLH: Penghargaan Adiwiyata Bukan Lomba

id Penghargaan, Adiwiyata, Sekolah

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat (Sumbar) mengingatkan sekolah bahwa penghargaan Adiwiyata bukan ajang perlombaan yang hanya dipersiapkan ketika penilaian akan dilaksanakan.

"Selama ini masih banyak pihak yang menganggap bahwa penghargaan sekolah adiwiyata adalah lomba yang harus dimenangkan," kata Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Dasril di Padang, Jumat.

Penghargaan adiwiyata, jelasnya merupakan penerapan dari pelestarian lingkungan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi budaya untuk menjaga dan melestarikan alam oleh guru dan siswa.

Setelah adanya budaya cinta lingkungan tersebut, tambahnya sekolah bisa dengan percaya diri mengikuti seleksi sekolah adiwiyata mulai dari tingkat kabupaten dan kota hingga nasional.

"Kalau sudah menjadi budaya, sekolah tidak perlu sibuk ketika akan dilaksanakan penilaian adiwiyata," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia mendorong sekolah untuk menerapkan budaya cinta dan peduli lingkungan terlebih dahulu sebelum mengajukan diri untuk mendapatkan penghargaan adiwiyata.

Sebelumnya sudah ada sekitar 110 sekolah yang diajukan kabupaten dan kota kemudian setelah selesai seleksi administrasi tersisa 60 sekolah.

"60 sekolah tersebut ditinjau ke lapangan yang ditargetkan selesai April 2017," katanya.

Pada tahun ini, tambahnya pemerintah Sumbar menargetkan 40 sekolah di provinsi itu menerima penghargaan Adiwiyata.

Ketika meninjau ke lapangan, ia menyebutkan ada beberapa penilaian yang dilakukan oleh tim yakni penilaian fisik diantaranya pengecekan drainasi, pemilahan sampah, toilet, tanaman obat keluarga, bank sampah, majalah dinding, dan kebun sekolah.

Selanjutnya penilaian dokumen yakni pengecekan kelengkapan dokumen sekolah, kemudian penilaian tes tertulis dari siswa dan guru mengenai pengetahuan sekolah adiwiyata serta lingkungan hidup.

Sekolah adiwiyata yang ikut pada tingkat provinsi, ujarnya terlebih dahulu harus lolos pada tingkat kabupaten dan kota dengan nilai 56 untuk provinsi 64, selanjutnya untuk tingkat nasional passing grade yang harus dilewati adalah 72.

Sementara Salah seorang tim penilai, yakni dosen dari Universitas Bung Hatta Ellyta Sari mengatakan kualitas sekolah yang mengikuti adiwiyata tahun ini cukup baik dan hampir seluruhnya memenuhi kriteria.

"Namun masih ada terdapat persiapan sekolah untuk penilaian adiwiyata belum baik dan tergesa-gesa", ujarnya. (*)