Serapan Beras Lokal Bulog Kalah dari Pengusaha

id Beras, Lokal, Bulog

Padang, (AntaraSumbar) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumatera Barat (Sumbar) kesulitan bersaing dengan pengusaha dari provinsi tetangga untuk memenuhi target serapan beras lokal 2015 yang mencapai 8.000 ton.

"Pengusaha dari luar daerah tersebut sangat paham bahwa Bulog hanya bisa membeli beras sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu Rp7.300/kilogram. Mereka membeli dengan harga di atas itu hingga serapan beras lokal kita tidak bisa maksimal," kata Kepala Bulog Divre Sumbar Arjun Ansol Siregar di Padang, Kamis.

Menurutnya, hingga November 2015, realisasi serapan beras lokal baru mencapai 3100 ton atau 38.75 persen.

Ia menyebutkan, pengusaha yang rutin membeli beras dari Sumbar, rata-rata datang dari Provinsi Riau, Jambi dan Bengkulu.

"Biasanya mereka membeli dengan harga sedikit di atas HPP, kemudian menjual kembali ke luar daerah dengan harga yang jauh lebih tinggi," katanya.

Selain itu menurutnya, kualitas beras di Sumbar juga relatif bagus sehingga harganya juga relatif mahal di atas harga HPP.

Menurutnya, hampir setiap bulan ada panen, sehingga harga beras di tingkat petani memang selalu tinggi.

"Hal itu berbeda dengan di Pulau Jawa, yang memiliki masa panen raya, sehingga ketika panen harga beras cenderung turun, ujarnya.

Menurut Arjun, agar di tahun 2016 Bulog mampu meningkatkan serapan beras lokal, mulai saat ini Bulog dibantu Korem 032 Wirabraja melalui babinsa, memetakan masa panen sekaligus sebaran lokasi penggilingan beras.

"Mudah-mudahan, tahun depan, serapan kita sesuai target," katanya.

Salah seorang pengusaha penggilingan beras di Payakumbuh, Iwan (48) mengatakan, rata-rata jenis padi yang ditanam di daerah itu adalah kualitas bagus sehingga harga jual juga relatif mahal.

"Jarang sekali ada beras Payakumbuh yang harga jualnya di bawah Rp7300/kilogram," katanya.

Ia mengatakan, beras di daerah itu sebagian memang dibeli oleh pedagang dari Pekan Baru, Riau. (*)