Pakar: Pengalaman HT di Nasdem Hambat Hanura-PDIP

id Pakar: Pengalaman HT di Nasdem Hambat Hanura-PDIP

Jakarta, (Antara) - Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai pengalaman pahit Ketua Bappilu Hary Tanoesoedibjo di Nasdem akan menghambat koalisi Hanura dengan PDI Perjuangan. "Belum tentu Hanura ke PDIP. Dan tidak ada jaminan juga koalisi akan harmonis bila Hanura gabung ke PDIP," ujar Hendri Satrio di Jakarta, Rabu. Menurut Hendri, Partai NasDem sangat mungkin menarik dukungan dari PDIP karena bersinggungan dengan Hary Tanoe yang saat ini menjadi Ketua Bappilu Partai Hanura yang mempunyai masa lalu pahit dengan Nasdem. "Kalau NasDem menarik diri dari PDIP bisa repot juga, jadi tidak strong. Selama ini kan PDIP dan NasDem 18 persen tambah 7 persen jadi 25 persen, sehingga sudah bisa mencalonkan capres," kata dia. Sebenarnya, ia mengutarakan, Partai Hanura secara historis lebih tepat berkoalisi dengan Partai Gerindra dan Golkar. Karena, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto merupakan kader Partai Golkar pada masa lalu. "Kalau dilihat dari sejarah, Hanura lebih cocok ke Gerindra dan Golkar, karena Wiranto dulunya Golkar," kata dia. Sebelumnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Wiranto duduk satu meja dalam acara Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Intelijen kepada Jenderal (Purn) TNI, AM Hendropriyono di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu. Dalam kesempatan tersebut kedua pimpinan partai politik tersebut berbincang akrab satu sama lain tanpa ada rasa canggung. Hal ini menunjukkan Partai Hanura akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan dalam menghadapi pertarungan Pilpres 9 Juli. Bahkan, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan pihaknya akan memastikan masuk ke sebuah koalisi yang bersama-sama menjalankan pemerintahan untuk membangun Indonesia. "Akan saya pertanggungjawabkan dan akan saya jalankan, Hanura ke depan akan ambil pemerintahan untuk bangun Indonesia," ujar Wiranto usai menghadiri Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Intelijen kepada Jenderal (Purn) TNI, AM Hendropriyono di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu. (*/sun)